Selasa 30 Apr 2013 20:57 WIB

Memilih Teman. Ini Kiatnya (Bagian-2)

Persahabatan (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Persahabatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Susie Evidia y

Sesama teman harus saling menasihati dan sabar. Jika ada selisih pendapat, sikapi secara proposional, bukan dengan memutuskan silaturahim. “Selama tidak melanggar syariat, harus saling menghormati,” ujarnya.

Berteman yang diajarkan dalam Islam, menurut Ustaz Andi Hidayat, mesti dilandasi dengan rasa cinta kepada Allah SWT karenanya Allah akan mengumpulkan mereka di akhirat kelak.

Teman yang baik, ungkap Pembina Rumah Tahfiz Alquran Condet Jakarta Timur ini, selalu mengingatkan di jalan Allah. Sebaliknya, lanjut Andi, bukan termasuk teman yang baik jika kehadirannya hanya untuk bermain-main, bersenang-senang, mengurus kesibukan dunia.

Pertemanan yang hanya memikirkan dunia, di akhirat kelak mereka ini dituntut dan saling menyalahkan. “Di sinilah letak perbedaan teman duniawi dan ukhrawi,” katanya.

Agar pertemanan tetap terjalin dengan mulus, jelas Andi, harus saling menghargai hak masing-masing. Jika bertemu mengucapkan salam, saling mendoakan, dan rutin melakukan silaturahim.

Setiap pertemuan penuh dengan nasihat untuk kebaikan sehingga pertemuannya itu tidak sia-sia. Tidak ada salahnya sesekali membahagiakan teman dengan memberikan hadiah.

Menurut mahasiswa jurusan syariah LIPIA Jakarta ini, kehadiran teman sejati sangat dibutuhkan ketika mendapat musibah.

Doa yang tulus serta nasihat yang diberikan teman sejati lebih mengena dibandingkan teman yang hanya bergaul untuk urusan dunia.

Al mar'u 'ala dini khalilihi, perangai seseorang sedikit banyak akan memengaruhi teman terdekatnya. Ini tak lain karena intensitas dan kedekatan emosi antarkeduanya. Karena itu, Islam sangat memperhatikan ikatan pertemanan.

Menurut dosen Universitas Yarsi Jakarta, Dr Andian Parlindungan, pertemanan yang dilandaskan dengan spirit dan prinsip-prinsip keislaman pasti membawa keberkahan. Ini lantaran, jalinan itu dihiasi dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, mengajak kebenaran, menjaga kesabaran, serta keadilan.

Keimanan dan nilai-nilai kebajikan itulah yang menjadi perekat utama. “Inilah pertemanan yang sesungguhnya,” ungkapnya. Bandingkan dengan ikatan atas asas duniawi, bisnis contohnya. Bisnis kelar, pertemanan pun pudar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement