REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Kawasan Karibia di Amerika Utara tak luput dari penyebaran agama Islam. Beberapa negara di kawasan tersebut memiliki populasi Muslim yang jumlahnya mengalami peningkatan signifikan.
Haiti merupakan salah satunya. Studi Pusat Riset Pew menyebutkan, Muslimin Haiti telah mencapai 2.000 jiwa pada tahun 2009. Jumlah tersebut meningkat tajam pasca gempa melanda Haiti tiga tahun lalu.
Masuknya Islam ke Haiti mengalami proses sejarah yang cukup panjang. Negara republik yang berlokasi di Pulau Hispaniola tersebut telah mengenal Islam sejak era revolusi sebelum merdeka dari Prancis di abad ke-16. Seorang revolusioner Haiti bernama DuttyBoukman digambarkan sebagai penganut agama Islam.
Ia dianggap berjasa karena kematiannya telah menyulut revolusi kemerdekaan Haiti. Nama Boukman juga dikenal dengan Bwa Ka-Iman atau Boucqueman. Ia dikisahkan oleh sejarawan dan masyarakat Haiti sebagai seorang muslim yang memimpin para budak melawan para penjajah Perancis.
Islam memang banyak dianut para budak yang didatangkan ke Haiti. Namun mereka seringkali mendapat paksaan untuk melepaskan keyakinan. Kendati demikian, Islam masih kokoh di Haiti walaupun jumlah penganutnya terbilang sangat minim. Hingga kemudian pada awal abad ke-20, banyak imigran Arab berdatangan ke Benua Amerika.
Tak sedikit di antara mereka yang memilih untuk menetap di Haiti. Disebutkan bahwa imigran Arab pertama yang menetap di negara tetangga Republik Dominika tersebut berasal dari Maroko. Beberapa keluarga etnis Maroko tiba di Haiti pada tahun 1920. Sejak itulah muncul komunitas muslim di Haiti.
Meski eksistensi muslim mulai bermunculan di Haiti, minimnya ekonomi menghambat mereka untuk memiliki sebuah masjid. Hingga kemudian di tahun 1985, sebuah tempat tinggal digubah menjadi sebuah masjid dilengkapi sebuah menara yang dibangun didekatnya.