REPUBLIKA.CO.ID, Awal mula Islam masuk ke Madagaskar ialah berkat jalur perdagangan orang-orang Arab. Dimulai sekitar abad kesepuluh atau kesebelas, banyak warga Arab berdagang, budak Zanzibari juga banyak bekerja di pantai timur Afrika.
Islam baru benar-benar dikenalkan saat imigran Arab mulai menetap di area Majunga, bagian barat laut pulau. Bangsa Arab Muslim mendirikan pos perdagangan di sepanjang pantai di barat laut tersebut di abad ketujuh.
Pada Abad pertengahan, raja-raja pulau di Samudera Hindia tersebut selalu berinteraksi dagang dengan bangsa Arab, Persia dan Somalia. Mereka menjual belikan barang dari India dan Timur Tengah.
Mereka mulai masuk dengan mudah karena membawa paham kesamaan hak antara manusia, antara wanita dan pria. Sebelumnya, penduduk setempat yakni etnis Malagasy sangat kental menganut budaya patriarki. Uniknya, banyak pakar menyebutkan, malagasy merupakan etnis dari bangsa Indonesia. Para pedagang Arab bahkan menyebut bangsa Indonesia kala itu sebagai penjajah Madagascar.
Islam masih terus berkembang meski memasuki era kolonial Prancis. Namun pasca kemerdekaan tahun 1958, negara Madagascar memiih menjadi sekuler dengan berpihak pada Uni Soviet. Kendati demikian, seluruh negara yang ada di pulau indah tersebut mendapat izin untuk terus dikembangkan.
Saat ini, negara lebih dekat pada negara bekas jajahan, Perancis. Namun dalam hal agama, kristiani hanya menduduki populasi sekitar 41 persen sementara agama mayoritas dikuasai kepercayaan tradisioal yang mencapai 52 persen penganut dari total populasi Madagaskar.
Saat ini, Islam terus berkembang pesat di Madagascar. Pengaruh Muslim Arab banyak dijumpai di bagian tenggara pulau. Masyarakat tradisional setempat pun mulai tertarik pada Islam yang dianggap sebagai agama nenek moyang mereka. Alhasil, beberapa suku disana pun mulai memeluk agama akhir zaman ini. (bersambung)