Selasa 19 Feb 2013 10:38 WIB

Subhanallah, Rindang Islam di Madagaskar (1)

Anak Muslim di Madagascar.
Foto: scf.usc.edu
Anak Muslim di Madagascar.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

"I like to move it move it, you like to move it move it, we like to move it move it". Sekali mendengar senandung lagu tersebut, maka langsung teringat sebuah film animasi komedi dengan tokoh binatang lucu gubahan Hollywood.

Ya, "Madagascar" yang tayang beberapa seri terus menghipnotis anak-anak dengan gaya lucu si singa Alex dan kawan-kawan. Mereka secara insiden kabur dari kebun binatang ke hutan belantara yang buas di Madagaskar.

Namun tentu Madagascar bukanlah dihuni oleh hewan-hewan liar dan pepohonan rindang saja sebagaimana film animasi tersebut. Pulau di tenggara Afrika tersebut dihuni oleh sekitar 22 juta jiwa. Bahkan, muslimin pun ikut andil dalam tujuh persen total populasi Madagaskar menurut CIA Factbook.

Namun dalam Islamic Focus NEWSPAPER disebutkan jumlah muslimin Madagaskar mencapai sekitar 10 hingga 15 persen dari total populasi. Berdasarkan PEW Research Center, terdapat sekitar 215 ribu muslimin hidup di Madagascar.

Terlepas ketepatan jumlah muslimin di Madagaskar, eksistensi Islam di negara bekas jajahan Prancis tersebut tentu tak diragukan. Populasi muslim sebagian besar berada di bagian barat pulau yang dulu bernama Republik Malagasy tersebut. Sebagian besar mereka merupakan imigran dari Yaman, Iran, Zanzibar, dan lain-lain.

Sebanyak 50 ribu pengungsi muslim dari India, Comoros dan Somalia pun hidup nyaman di pulau seluas 587 kilometer persegi tersebut. Tak sedikit pula warga lokal yang menjadi muallaf dan bergabung dengan mereka.

Meski bukan agama mayoritas, Islam tumbuh pesat di Madagascar. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah masjid meningkat dari hanya hitungan jari menjadi puluhan. Saat ini sedikitnya 50 masjid dan pusat Islam berdiri di seluruh penjuru negeri.

Muslimin pun memiliki restoran yang menyediakan makanan halal. Bersosial dengan masyarakat umum, mereka juga membangun klinik medis, sekolah, yayasan sosial, hingga berkiprah di ranah ekonomi dan politik. Dakwah Islam pun bebas disiarkan melalui televisi ataupun radio nasional. (bersambung)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement