Rabu 13 Feb 2013 16:29 WIB

Pesantren Kembangkan Ekonomi (Bag-2, habis)

Rep: agus raharjo, riga nurul iman/ Red: Damanhuri Zuhri
Koperasi Pondok Pesantren (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Koperasi Pondok Pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,-- Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, bahkan mewajibkan santrinya untuk bergerak di bidang pertanian dan peternakan.

Para santri diharuskan merawat dan mengelola ternak domba, ayam, serta budidaya ikan lele. Lokasi budidaya lele berada di bawah bangunan pesantren, sehingga tidak memakan tempat yang luas.

Selain itu, para santri menanam dan merawat tanaman yang mempunyai nilai tambah bagi kesehatan manusia.

“Umat Islam, khususnya kalangan pesantren harus mandiri, terutama di bidang pangan. Pasalnya, Indonesia, terutama Jawa Barat merupakan wilayah yang subur,'' kata Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath M Fajar Laksana.

Pesantren Dzikir Al Fath menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan karena menggunakan bahan yang alami atau organik. Contohnya, kotoran dari hewan ternak; ayam dan domba digunakan sebagai pupuk untuk tanaman pertanian. Sementara, jenis tumbuhan yang ditanam adalah tanaman obat herbal.

Di sisi lain, pesantren ini juga mampu memproduksi obat-obatan alami untuk memberantas hama dan penyakit pada tumbuhan. Sehingga, proses pengolahan tanaman tidak menggunakan bahan kimia.

Kepedulian Pesantren Dzikir Al Fath pada pertanian mendapat pengakuan dari pemerintah. Pesantren ini mendapatkan penghargaan dari Pemprov Jabar pada 2012 lalu sebagai “Pemangku Ketahanan Pangan Jabar”.

Selain mengajarkan ilmu-ilmu agama, Pondok Pesantren Al Qodir di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga memberdayakan santrinya dengan sejumlah kegiatan ekonomi. Selain dapat mengembangkan potensi santri di luar ilmu keagamaan, kebutuhan operasional pondok juga bisa tertopang dengan adanya usaha-usaha tersebut.

“Setelah lulus, santri tidak akan kenyang dengan hanya membaca kitab, kan?” ujar Pimpinan Ponpes Al Qodir KH Masror Ahmad.

Pesantren Al Qodir mengarahkan para santri untuk bertani, beternak, usaha bengkel, dan pembuatan batako.

Walau demikian, kata Masror, dirinya tetap ingin lulusan Al Qodir berguna bagi masyarakat, khususnya dalam perbaikan moral. Para santri diharapkan dapat menguasai kedua bidang tersebut, yakni ilmu agama dan ekonomi.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement