Selasa 12 Feb 2013 21:00 WIB

Saladin: Kisah dan Mitos Kepahlawanan (4)

Rep: ani nursalikah/ Red: Heri Ruslan
Saladin
Foto: badassoftheweek.com
Saladin

REPUBLIKA.CO.ID, Sang sultan tampaknya merasa tanggung jawab barunya menuntut untuk lebih menahan diri. Beberapa tahun kemudian, saat pengepungan Acre yang terkenal, Raja Inggris Richard the Lion Heart melanggar kesepakatan dan membantai seluruh 3.000 penjaga kota.

Saladin memaafkan kejahatan Richard ini. Selama pertempuran di Jaffa, kuda Richard tewas di hadapannya. Saladin lalu mengiriminya kuda pengganti disertai pesan, “Tidak benar prajurit yang begitu berani harus bertempur tanpa kuda.”

Saladin lebih memilih negosiasi dan diplomasi daripada pertempuran. Perang baginya adalah sarana terakhir yang diperlukan untuk mencapai tujuan setelah usaha lain gagal. Berulang kali ia menemukan dirinya dalam kesulitan karena usahanya mengobarkan perang yang manusiawi.

Meskipun di Barat ia digambarkan sebagai lonceng kematian Kristen dan musuh terburuk, ia tampaknya memiliki pendekatan bertingkat terhadap Kristen.

Semangatnya tidak pernah goyah untuk mengusir kaum Franka keluar dari Tanah Suci. Tapi, ketika berhadapan dengan orang Kristen, ia menunjukkan rasa hormat dan bahkan mengagumi keyakinan mereka.

Hal ini dapat dilihat pada keputusannya untuk tidak meruntuhkan Gereja Makam Suci (Hoy Sepulchre). Para pendeta diberi keleluasaan untuk menerima peziarah. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement