Sabtu 12 Jan 2013 22:12 WIB

Jejak Langkah Fazlur Rahman (1)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Fazlur Rahman.
Foto: en.wikipedia.org
Fazlur Rahman.

REPUBLIKA.CO.ID, Pandangan-pandangannya tentang Alquran, hadis, dan hukum-hukum tentang berbagai masalah kerap menimbulkan kontroversi.

Dunia Islam tak bisa melewatkan tokoh yang satu ini, Fazlur Rahman.

Dia adalah pemikir Islam di abad ke-19 yang pemikirannya kerap mengundang kontroversi, namun sebenarnya mengusung semangat perubahan yang positif dalam Islam.

Fazlur lahir di Pakistan pada 21 September 1919. Ia dilahirkan di tengah keluarga Muslim yang sangat taat dan menjalankan tradisi mazhab Hanafi.

Berkat latar belakang keluarga seperti itu pula, Fazlur tumbuh menjadi sosok Muslim yang juga sangat serius dalam beribadah.

Ayahnya adalah seorang alim yang terdidik dalam pola pemikiran Islam tradisional. Namun, sang ayah tidak menutup dirinya dengan modernitas.

Sang ayah mengajarkannya bahwa modernitas bukanlah racun, melainkan sebagai sebuah tantangan ataupun kesempatan yang baik untuk membangun keimanan dan moralitas. Ini pula yang diyakini Fazlur sejak kecil.

Setelah menamatkan pendidikan menengah, dia melanjutkan studi ke Universitas Punjab dan memperoleh gelar MA dalam sastra Arab pada 1942. Lalu, pada 1946, Fazlur melanjutkan pendidikannya ke Inggris. Keputusan untuk belajar ke Inggris dianggap sebagai hal yang aneh oleh orang-orang di sekitarnya.

Saat itu, tidak umum bila seorang Muslim pergi ke Barat untuk belajar Islam di sana. Bila ada yang berani mengambil langkah seperti ini, risikonya adalah ia tidak akan diterima kembali di negeri asalnya.

Namun, Fazlur tidak ambil pusing. Dia masuk sebagai mahasiswa program doktoral di Oxford University, Inggris. Pada 1951, dia berhasil meraih gelar doktor filsafat.

Setelah menamatkan pendidikan di Oxford, ia mengajar selama beberapa tahun di Durham University, Inggris. Selanjutnya, menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy di Institute of Islamic Studies, Mc Gill University, Kanada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement