REPUBLIKA.CO.ID, Konsep Char Bhagh sangat jelas terlihat di Taman Shalimar.
Di sini, jalan-jalan kecil berlapis marmer itu dihiasi oleh bentuk-bentuk geometris. Di antara selasar jalanan tersebut terdapat bangunan menyerupai tempat untuk beristirahat.
Tempat ini berada di lokasi yang terbuka. Di bawahnya terdapat semacam kolam.
Ekspresi seni juga memancar dari tempat ini. Hal itu tampak dari elemen dekoratif berupa ukir-ukiran bermotif bunga yang mengelilingi bagian-bagian berbentuk bujur sangkar.
Di lokasi ini, terdapat tiga teras bertingkat. Teras ini tersaji dari sisi selatan ke utara. Setiap terasnya memiliki perbedaan ketinggian sekitar 3-4 meter. Ketiga teras tersebut memiliki nama dan fungsi yang berbeda. Penamaannya menggunakan bahasa Urdu.
Teras teratas bernama Farah Baksh yang bermakna tempat dari kesenangan. Teras bagian tengah bernama Faiz Baksh atau tempat kebaikan. Sedangkan, teras terendah bernama Hayat Baksh atau pemberi kehidupan.
Sejumlah sumber menjelaskan seputar fungsi dari teras-teras tersebut. Teras bernama Farah Baksh biasanya digunakan oleh sultan untuk duduk-duduk. Di tempat inilah, biasanya sultan bertemu dengan rakyatnya untuk mendengar cerita dan keluh kesah mereka.
Teras kedua menjadi tempat bagi sultan menerima tamu-tamu penting. Di teras ini terdapat kolam dengan air mancur yang airnya mengalir ke teras pertama. Sementara, teras ketiga difungsikan sebagai ruang khusus untuk istri sultan.
Tempat ini dikenal juga dengan istilah paviliun hitam. Disebut demikian karena paviliun ini dibalut batu pualam hitam. Di teras ketiga ini, kolam air mancur mengelilingi paviliun hitam itu.
Semua teras tersebut tampak asri berkat kehadiran taman rindang di sekelilingnya. Sejumlah pepohonan berdaun hijau dan lebat mengisi taman itu. Sebut saja, misalnya, pohon cemara, apel, aprikot, ceri, mangga, dan persik. Ada pula sejumlah varietas tanaman bunga yang beraroma wangi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
