Selasa 08 Jan 2013 11:47 WIB

Manajemen Masjid Arab Saudi Dikritik, Gaji Imam tak Pantas

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Foto: wayfaring.info
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Anggota Dewan Syura Arab Saudi, Talal Bakri mengkritik kinerja Kementerian Urusan Islam, Wakaf dan Pembinaan terkait masalah pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan masjid. Ia juga mengkritik minimnya gaji imam dan muadzin yang selanjutnya berdampak pada kekurangan jumlah muadzin.

"Kementerian seharusnya tidak lagi menuntut dana guna dialokasikan untuk pengelolaan dan pemeliharaan masjid setelah pemerintah menggelontorkan dana yang sangat besar," kritik dia seperti dikutip arabnews.com, Selasa (8/1).

Talal juga menyoroti sikap para dermawan yang dianggap tidak patuh dengan standarisasi dan spesifikasi bantuan yang diberikan. Selama ini, lanjut dia, para dermawan lebih banyak mendistribusikan bantuan ke kota besar padahal alokasi bantuan itu lebih baik ditujukan pada masjid di desa-desa atau kota kecil.

Anggota Dewan Syura, Mohammed Al-Qoihs mengatakan harus diakui banyak kesia-siaan yang terjadi dalam pengelolaan dan pemeliharaan masjid. Itu terlihat dari banyaknya air dan pendingin udara yang tidak digunakan sewajarnya. "Saya kira, kementerian perlu untuk mendesain ulang yang sesuai dengan lingkungan atau daerah di kerajaan," kata dia.

Kritik lain juga datang dari Abdullah Alfaifi. Ia mempertanyakan soal sikap Kementerian yang selalu bicara soal kesulitan dana. Padahal ada 13 Kementerian lain yang juga menghadapi masalah serupa.

Menanggapi kritik itu, Kementerian berjanji akan membahas masalah tersebut dengan mengedepankan pandangan anggota dewan syura pada pertemuan mendatang. Dewan Syurasebelumnya telah mengajukan usulan alokasi dana yang dibutuhkan terkait masalah pengelolaan, itu termasuk gaji para imam, muadzin dan petugas masjid pada laporan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement