Pohon Kurma dari Persia
Belum pernah melihat pohon kurma? Tak perlu jauh-jauh ke Jazirah Arab. Sebab, di pekarangan Masjid Raya Al-A'zhom pun terdapat beberapa pohon kurma.
Pohon kurma yang kabarnya berasal dari tanah Persia ini berada di sisi jalan menuju pintu masuk utama.
Namun, seperti diceritakan salah satu petugas masjid, pohon-pohon kurma itu belum pernah berbuah. “Dulu ada yang sempat berbunga, tetapi tetap tidak ada buahnya,” katanya.
Pohon kurma ini menjadi bagian dari upaya menghijaukan halaman masjid. Selain kurma, ada juga beberapa jenis tanaman, seperti palem, lengkeng, sawo kecil, kecapi, mangga, hingga jambu air.
Selain pohon kurma, ada keunikan lain yang bisa ditemui di halaman masjid ini. Yaitu, sebuah keran yang airnya dapat langsung diminum. Keran ini tepatnya berada di sisi kanan pintu masuk.
“Tapi, sekarang airnya keluar sedikit saja. Lumayan untuk cadangan kalau kita haus,” kata Rahmad, warga Tangerang yang sering beribadah di masjid ini.
Beduk Dua Abad
Selain tampilannya yang indah, ada daya pikat lain dari Masjid Raya Al-A'zhom. Daya pikat itu adalah beduk. Konon, alat tabuh penanda waktu shalat itu sudah berusia lebih dari dua abad.
Seperti tertulis dalam buku panduan masjid, material kayu pada beduk ini berasal dari Hutan Boja di Kabupaten Kendal. Diperkirakan, kayu itu berasal dari pohon yang tumbuh tahun 1800-an. Usia yang sudah tua itu bisa dilihat juga dari ukuran diamater kayu yang mencapai 185 sentimeter (cm) atau satu bentangan dua tangan manusia dewasa.
Tekstur beduk ini dibiarkan alami, tanpa ada perubahan. Ini terlihat dari bentuknya yang bergelombang. Menurut salah satu petugas masjid, beduk ini hanya digunakan pada saat shalat Jumat dan malam takbiran. “Kalau shalat lima waktu, tidak dipakai,” katanya.
Agar t
erlihat indah sekaligus menumbuhkan kesan sakral, beduk ini dihias kaligrafi. Sisi kanan beduk berhiaskan kaligrafi surah Ali Imran ayat 104. Sedangkan, pada sisi kiri beduk, tertulis ukiran kaligrafi Surah al-Muddatstsir ayat 1-7.