Senin 07 Jan 2013 00:03 WIB

Muslim Missouri Kekurangan Imam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Islamic Center of Central Missouri.
Foto: www.theiccm.org
Islamic Center of Central Missouri.

REPUBLIKA.CO.ID, COLUMBIA -- Komunitas Muslim Missouri mengeluhkan minimnya jumlah imam di wilayahnya. Padahal mereka membutuhkan sosok rujukan dalam menghadapi setiap persoalan baik terkait agama atau sosial budaya.

Sekjen Masjid Columbia, Rafa Nizam mengatakan posisi imam sangat penting dalam umat Islam. Mereka merupakan tempat bertanya, entah itu masalah keagamaan atau bukan.

"Yang lebih penting lagi, umat Islam kesulitan untuk mendalami ajaran agama tanpa kehadiran para imam," kata dia seperti dikutip Mid-Missouri Public Radio, Ahad (6/1).

Sejak tahun 2008 hingga sekarang, Islamic Center Missouri tidak memiliki imam. Yang terakhir, imam Abdullah Smith memutuskan hijrah menuju Texas. Hal serupa juga dialami Masjid Jeferson dan Masjid Rolla. 

Sejauh ini, telah banyak usaha dilakukan guna mendatangkan para imam. Namun, usaha itu belum juga membuahkan hasil. 

Said Mohammed, salah seorang warga lokal, mengatakan sebagian besar Muslim Missouri telah memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik. Itu karena sebagian besar dari mereka adalah imigran Timur Tengah. Namun, kemampuan itu bukan berarti mempermudah mereka menjadi imam. "Saya sendiri tidak bersedia menjadi imam, karena saya tidak memiliki kemampuan itu," kata dia.

Persoalan yang dihadapi Muslim Missouri sebenarnya juga dialami umat Islam AS yang tersebar di setiap penjuru wilayah negeri Paman Sam. Situasi ini memang tidak menguntungkan umat Islam, yang masih memperjuangan keberadaan mereka agar diterima masyarakat AS.

Sekjen Federasi Imam Amerika Utara (NAIF), Omar Shahin mengungkap jumlah masjid di AS saat ini mencapai 2.500 masjid. Namun, hanya 1.000 masjid yang memiliki imam. Federasi sendiri memiliki 470 anggota di AS dan Kanada. Namun, setiap pekannya federasi menerima permintaan 20 imam untuk dikirim ke setiap wilayah kedua negara tersebut.

"Masalahnya,  AS dan Kanada belum memiliki lembaga yang secara khusus memberikan pelatihan kepada para imam. Saat ini, pelatihan imam banyak dilakukan di Universitas. Namun, itu belumlah cukup mengingat cakupan kemampuan yang harus dimiliki para imam," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement