Rabu 19 Dec 2012 22:51 WIB

PTAI Siap Cetak Generasi Multiperspektif (1)

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Chairul Akhmad
Mantan Rektor UIN Yogyakarta, Prof Dr Amin Abdullah.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Mantan Rektor UIN Yogyakarta, Prof Dr Amin Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah arus globalisasi, persaingan antarperguruan tinggi semakin ketat.

Banyak perguruan tinggi menggembar-gemborkan kualitas pendidikannya sebagai  yang sangat baik dan menjanjikan masa depan gemilang.

Lantas, bagaimana dengan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)? Dibandingkan perguruan tinggi yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu umum, PTAI pun punya keunggulan tersendiri.

Salah satunya, dan ini sangat penting, yakni siap mencetak generasi muda bangsa yang memiliki pemikiran multiperspektif.

Dalam forum AICIS ke-12 di Surabaya, belum lama ini, mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Amin Abdullah, mengatakan seseorang disebut unggul bila mempunyai perspektif keilmuan yang luas.

Tidak hanya mempunyai wawasan ilmu politik, sosial, dan teknologi, tetapi juga harus memiliki akhlak beragama. Dengan memiliki wawasan keagamaan, imajinasi ilmu dapat muncul. "Imajinasi itu membantu seseorang untuk lebih bijak mempertimbangkan keputusannya," ujarnya.

Dalam mengambil keputusan, kata Amin, sangat dibutuhkan pengetahuan mengenai sebab-akibat yang akan ditimbulkan. Dengan demikian, sebelum keputusan diambil, ia sudah bisa menggambarkan akibat yang bakal timbul.

Jika akibat itu buruk, ia bisa menyiapkan langkah untuk meredam masalah tersebut. ''Semua itu dapat diperoleh melalui studi keagamaan di perguruan-perguruan tinggi Islam.”

Sumber daya manusia (SDM) semacam inilah yang sedang dirancang oleh universitas dan instansi pendidikan Islam. Harapannya, para lulusan universitas Islam memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara ini. "Sekarang ini, kita bisa lihat sendiri, pakar-pakar dari UIN lebih mendominasi gerakan keilmuan yang ada," kata Amin.

Terkait hal ini, mahasiswa IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Fathur Rohman, mengatakan masalah krusial yang dihadapi  Indonesia sekarang ini adalah persoalan moral. Karena itu, perguruan tinggi berbasis keagamaan menjadi sarana penting untuk membangun moral masyarakat.

Namun, menguasai ilmu agama saja belumlah cukup. Bagaimanapun, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh tertinggal. ''Bila tidak mempunyai wawasan umum tersebut, seseorang tidak akan bisa memandang bijak suatu akar permasalahan,'' kata mahasiswa penerima beasiswa BIDIK 2012 dari IAIN Sunan Ampel itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement