REPUBLIKA.CO.ID, Bagi umat Islam, memakan produk pangan asal hewan (PPAH) babi adalah sebuah kemaksiatan. Jadi, termasuk diwajibkan untuk tidak sedikit pun ‘menyentuhnya’.
Dulu argumen para ilmuwan menyatakan bahwa kemungkinan salah satu penyebab pengharaman itu adalah dikarenakan adanya cacing pita yang bersemayam dalam daging babi. Walau kemudian banyak dibantah oleh ilmuwan yang kontra dengan pendapat pertama yang menyatakan bahwa cacing pita dapat hancur hanya dengan pemanasan sederhana.
Kini bukti-bukti nyata lainnya banyak terungkap oleh para ilmuwan yang berpandangan objektif semata-mata mengungkapkan kebenaran hasil penelitiannya. Di mana dilaporkan bahwa babi banyak memberikan efek negatif bagi sang pengonsumsi.
Selain merupakan daging yang mengandung kolesterol tertinggi, daging babi juga menjadi mediator ‘mujarab’ bagi tempat berpindahnya puluhan penyakit yang semula ada dalam hewan babi untuk kemudian pindah ke dalam tubuh manusia.
Seorang Ilmuwan Jerman bernama Dr Murad Hoffman dalam bukunya menyatakan bahwa memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik.
Dikutip dari opini Harian Republika berjudul "Antisipasi Bakso Babi" oleh Cecep Hidayat: Mahasiswa Pascasarjana Program Studi INP Fakultas Peternakan IPB