REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Meski tidak direstui pemerintah kota Moskow, komunitas Muslim tetap merencanakan membangun masjid. Kini mereka tengah mencari lahan guna diperuntukan pembangunan masjid.
Sejauh ini, komunitas muslim baru menemukan satu lahan potensial, yakni di Timur Moskow. Tanah itu berlokasi di Shosse Entuziastov. Sebenarnya, lahan itu sudah bisa digunakan sejak tahun 2003. Namun karena tak juga memperoleh izin, tanah itu urung digunakan.
Beruntung, belum ada pihak yang berencana menggunakan lahan itu sehingga masih ada kemungkinan untuk dibangun masjid.
"Kemungkinan besar akan digunakan. Karena belum ada pembangunan apapun di lahan ini," ungkap salah seorang pejabat pemerintahan yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip themoscownews.com, Senin (17/12).
Meski telah menemukan lahan, komunitas Muslim mungkin saja terganjal oleh warga lokal. Belakangan, warga lokal menolak keras pembangunan masjid di wilayah mereka. Sempat pula terjadi aksi angkat senjata di Tekstilshici, Timur Moskow.
Kendati demikian, komunitas Muslim tak begitu saja menyerah. Mereka telah menyiapkan satu rencana matang guna memuluskan apa yang telah diagendakan.
"Insya Allah, akan ada masjid yang dibangun di Butovo dan Lyblino. Kemudian, akan kita bangun universitas Islam di Shoses Entuziastov," ungkap Kepala Dewan Mufti Rusia, Ravil Gainutdin.
Selama ini, pemerintah kota setempat tampak ogah-ogahan dalam mendukung rencana pembangunan masjid.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, menyatakan pembangunan masjid baru belum terlalu mendesak. Menurut dia, orang-orang Muslim yang memadati Masjid Agung di kompleks olahraga Olympiisky, khususnya tiap hari Jumat, bukanlah warga Moskow.
Sobyanin menambahkan, diantara para jamaah itu juga terdapat imigran-imigran ilegal. Menurut dia, para imigran ilegal tersebut tidak berhak mendapat fasilitas dari pemerintah kota.
Moskow saat ini dihuni oleh sekitar dua juta warga Muslim. Empat masjid yang ada di ibukota itu tidak mampu menampung populasi Muslim yang terus berkembang. Karena kekurangan tempat ibadah, sebagian warga Muslim terpaksa shalat berjamaah di jalanan kota.