REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Komunitas di tengah masyarakat bisa menjadi alat berdakwah syiar Islam.
“Sejalan dengan arus modernitas dan kompleksitas permasalahan dakwah, kami concern untuk mengembangkan dakwah berbasis komunitas,” terang Kasubdit Kemitraan Umat Islam Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Fachruddin, Lc saat memberikan sambutan pada workshop Manajemen Dakwah berbasis Komunitas, Senin (3/11).
Basis komunitas dimanfaatkan atas dasar berbagai latar belakang para penyuluh agama Islam serta dai di lapangan. Program ini, jelas Fachruddin, sangat tepat menggali potensi-potensi komunitas lokal.
“Dakwah merupakan gerakan perubahan yang telah dicontohkan Rasulullah. Oleh karena itu, dakwah harus digerakkan menuju sebuah perubahan yang lebih baik, tidak sekedar formalistik,”terang Fachruddin.
Sebagai respon atas tujuan dakwah, unsur manajemen menjadi sebuah kebutuhan mendasar di tengah arus modernitas. Manajemen dakwah perlu terus dkembangkan secara berkala sesuai kebutuhan. Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam mengembangkan manajemen dakwah berbasis komunitas tidak main-main.
Anggaran 2012 kegiatan ini dilaksakan di empat kabupaten, yaitu Kabupatem Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Rembang. Daerah-daerah tersebut memiliki kelompok-kelompok binaan yang beragam. Di Cirebon misalnya, penyuluh agama Islam punya binaan, yaitu para pekerja seks komersial. Fungsi penyuluh membantu agar mereka kembali membaur di masyarakat.
Kabupaten Rembang menjadi kota rangkaian keempat pelaksanaan Workshop Pengembangan Majamenen Dakwah. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 29 November -1 Desember lalu. Bupati Kabupaten Rembang Mochammad Salim menyambut baik kegiatan ini. Dia menilai peran ulama, penyuluh agama Islam, dan para dai bisa mengakselerasi pembangunan.
"Atas peran penting mereka, untuk tahun anggaran 2012 kami sudah membagikan tunjangan kepada para guru madrasah diniyah dan guru TPQ sebanyak Rp 3 miliar. Kami juga berharap para tokoh agama menjadi pilar penting dalam pembinaan umat,”papar Salim.
Peran tokoh agama dan para dai dinilainya menjadi pilar pembangunan. Pasalnya, mereka diharapkan mampu menjadi filter terhadap berbagai isu dan berita berpotensi pemicu konflik.
"Kita perlu membangun situasi kondusif di masyarakat. Ini pentimg untuk memastikan pembangunan berjalan dengan baik," tuturnya.