Selasa 20 Nov 2012 19:20 WIB

Ummu Syuraik dan Ember dari Langit (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: integrallife.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ujian memang tidak dapat dihindari. Suatu hari penduduk Makkah menangkap Ummu Syarik.

“Kalaulah bukan karena kaum kamu, kami akan tangani sendiri. Akan tetapi, kami akan menyerahkan kamu kepada mereka,” ujar orang-orang itu.

Maka, datanglah keluarga Abu al-Akr, yakni kelurga suaminya, kepada Ummu Syuraik. Mereka kemudian berkata, “Jangan-jangan engkau telah masuk kepada agamanya (Muhammad)?”

Ummu Syuraik dengan tegas menjawab, “Demi Allah, aku telah masuk agama Muhammad.”

Maka, mereka kemudian membawa Ummu Syuraik ke sebuah tempat dengan mengendarai kendaraan mereka yang paling jelek dan kasar, yaitu seekor unta yang lemah.

Mereka memberi makan dan madu, tetapi tidak memberikan setetes air pun kepadanya. Hingga manakala tengah hari dan matahari telah terasa panas, mereka menurunkan Ummu Syuraik dan mulai memukulinya.

Kemudian, mereka meninggalkannya di tengah teriknya matahari hingga Ummu Syuraik hampir pingsan.

Siksaan itu dijalani Ummu Syuraik selama tiga hari. Tatkala hari ketiga, mereka berkata kepadanya. “Tinggalkanlah agama yang telah kau pegang!”

Ummu Syuraik menjawab tanpa takut, “Aku sudah tidak lagi dapat mendengar perkataan kalian, kecuali satu kata demi satu kata dan aku hanya memberikan isyarat dengan telunjukku ke langit sebagai isyarat tauhid,” katanya tegas.

Tatkala sudah sangat kepayahan, dalam keadaan berbaring tiba-tiba Ummu Syuraik merasakan dinginnya ember yang berisi air di atas dadanya. Antara sadar dan tak sadar, dia segera mengambil dan meminumnya sekali teguk.

Kemudian, ember tersebut terangkat dan Ummu Syuraik melihat ternyata ember tersebut menggantung antara langit dan bumi dan dia tidak mampu mengambilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement