Kamis 08 Nov 2012 13:17 WIB

Muslim Islandia Merindu Masjid (1)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Islandia.
Foto: blogspot.com
Muslim Islandia.

REPUBLIKA.CO.ID, Islam ternyata tumbuh juga di Kutub Utara, tepatnya di Islandia.

Perkenalan Islandia dan Islam pertama kali terjadi pada 1627, ketika bajak laut asal Afrika Utara menguasai sebagian wilayah Islandia termasuk pesisir sebelah barat daya, yaitu Vestmannaeyjar dan di bagian timur, yaitu Fjords.

Peristiwa ini dikenal dalam sejarah Islandia sebagai Tyrkjaránið atau “penculikan Turki”. Kini, Islandia menjadi rumah bagi sekitar 1.200 Muslim.

Sebanyak 300 di antaranya merupakan penduduk asli Islandia. Sedangkan, sisanya kebanyakan imigran atau warga asing yang jadi mualaf.

Pada April 2009, dua warga asli Islandia yang menjadi mualaf melangsungkan pernikahan, yaitu Hjalti Bjorn Valthorsson dan Gunnhildur Aevarsdottir.

Pernikahan itu dipandang sebagai tonggak penting bagi komunitas Muslim di Islandia karena menandakan mulai berakarnya penganut Islam dari warga lokal Islandia.

Meski hidup dalam banyak keterbatasan, Muslim Islandia tidak menyerah dalam melaksanakan ibadah. Islandia, misalnya, tidak memiliki masjid.

Namun, sejak 2002, kaum Muslimin memiliki tempat ibadah di lantai tiga sebuah bangunan perkantoran di Ármúli 38, Reykjavík. Tempat inilah yang digunakan setiap harinya untuk melaksanakan shalat berjamaah dan shalat Jumat.

Saat ini, Asosiasi Muslim Islandia sedang mengajukan izin pendirian masjid kepada pemerintah Kota Reykjavík. Namun, belum juga disetujui karena masalah tanah yang masih sengketa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement