REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Umat Muslim yang berpenghasilan rendah di timur Kota Sydney, Australia, kesulitan menguburkan anggota keluarganya yang sudah meninggal dunia. Kurangnya lahan dan tingginya biaya penguburan di Negeri Kanguru itu menjadi alasan utamanya.
“Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat,” kata Osman Iqbal, direktur layanan pemakaman Shahzeb Janaaza, kepada Herald Sun, seperti disadur dari onislam.net, Kamis (1/11) kemarin.
"Kita," sambungnya, "perlu menyingkirkan perbedaan-perbedaan kita dengan tanpa memandang agama dan ras."
Muslim Sydney sudah lama mengeluhkan sempitnya lahan untuk menguburkan keluarganya yang sudah menghadap sang Khalik. Apalagi pemerintah negara bagian New South Wales menetapkan biaya penguburan yang sangat tinggi.
“Ada 450 muslim meninggal setiap tahun di New South Wales. Dan tidak setiap keluarga mampu menguburkan jenazah karena mahalnya jasa pemakaman," katanya.
Berdasarkan sensus Pemerintah Australia pada 2006, New South Wales adalah rumah bagi 168.788 muslim, atau 49,6 persen dari total penduduk. Jumlah ini membuat New South Wales memiliki populasi muslim terbesar di Australia,
Islam sudah ada di Australia lebih dari 200 tahun. Setidaknya 1,7 persen dari 20 juta penduduk Australia memeluk Islam. Tak heran jika Islam menjadi agama terbesar kedua setelah Nasrani.