REPUBLIKA.CO.ID, Hafalan Alquran itu perlu terus dikembangkan. Karena itu, di pesantren yang didirikan Pusat Studi Alquran (PSQ), Pesantren Baitul Quran, sebanyak 19 orang huffaz yang sudah hafal 30 juz diberi wawasan keilmuan, wawasan kewirausahaan, training, bermacam-macam training selama enam bulan.
''Dan alhamdulillah, ini sudah berjalan lima bulan terasa ada peningkatan dari segi wawasan,'' ungkap Muchlis.
Menurut dia, sekarang anak-anak kecil sudah banyak yang pandai membaca Alquran. Setelah bisa membaca Alquran, perlu digalakkan program hafalan alias tahfiz Alquran. “Sekarang ini, semangat menghafal Alquran sangat tinggi sekali,” ujarnya.
Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad, menambahkan, periode menghafalkan Alquran itu harus mulai dari taman kanak-kanak sampai umur enam tahun.
Jadi, anak sudah bisa menghafal Alquran. Kemudian mulai SD belajar umum, lalu sorenya dilanjutkan dengan menghafal Alquran ternyata hasilnya bagus sekali.
''Ini yang dilakukan oleh orang-orang Arab Saudi dan Mesir. Paginya sekolah umum, sore hari setelah pulang sekolah dilanjutkan dengan menghafal Alquran. Ternyata di Palestina sekarang ribuan anak sudah menghafal Alquran. Kemudian di masa musim liburan anak-anak dimasukkan ke dalam tahfiz Alquran,'' ungkap Ahsin.