Rabu 31 Oct 2012 17:47 WIB

Mencetak Generasi Qurani (3-habis)

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Chairul Akhmad
Bocah-bocah ini belajar membaca dan menghapal Alquran.
Foto: AP Photo/Rahmat Gul
Bocah-bocah ini belajar membaca dan menghapal Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, Lalu bagaimana dengan pengaruh bacaan? Menurut Prof Imam,  jika bacaannya kelas-kelas tingkat bawah, maka orang itu tidak akan bisa lebih dari bacaan itu.

Begitu juga kalau bacaannya berkualitas maka orang itu juga akan sekualitas itu.

''Kalau sejak kecil anak sudah diajak untuk membaca tulisan-tulisan Yang Mahabenar yakni,  Alquran, di situlah akan tumbuh secara bagus. Sejak pagi diajak menyebut Allah. Subhanallah, Alhamdulillah, setelah itu lalu dilatih untuk membaca dan menghafal ditambah dengan pendalaman bahasa Arab, itu sangat luar biasa,'' ujarnya.

Menurut dia, upaya itu akan melahirkan sosok manusia yang hebat, karena bergaul dengan zat Yang Mahahebat, Yang Mahamulia, Yang Mahakreatif, Yang Mahabijaksana, Yang Mahaadil dan yang Maha segala-galanya.

Prof Imam mengaku tertarik dengan  upaya yang dilakukan Presiden Iran Ahmadinejad. Menurutnya, Ahmadinejad memiliki pandangan yang  sangat bagus, yakini sejak kecil anak-anak harus dilatih membaca dan menghafal Alquran.

Saat ini, kata dia,  tak kurang dari 300 madrasah, pusat hafalan Alquran bagi anak-anak kecil tersebar di Teheran, Iran.

Guna mencetak generasi Qurani, Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Ketapang, Tangerang, Banten, mulai tahun ini menyelenggarakan program i'daad yang menekankan pada Alquran dan Sunnah.

Anak-anak selama satu tahun diajarkan membaca Alquran dengan baik secara makhraj maupun tajwid, menghafal serta memahami isi kandungan Alquran dan Sunah. Program itu diharapkan dapat mencetak generasi penerus Islam yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement