REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pengawas Haji DPR menemukan sejumlah kekurangan fasilitas yang diterima oleh calon jamaah haji Indonesia. Hal ini ditemukan ketika Tim Pengawas Haji DPR bertolak ke Tanah Suci Makkah untuk melakukan pengawasan.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Jazuli Juwaini, mengatakan, temuan-temuan tersebut terkait dengan fasilitas dan pelayanan yang diterima oleh calhaj.
"Banyak sekali hal-hal yang kami temukan saat berada di Makkah, mulai dari jarak pemondokan yang terlalu jauh dan tidak sesuai dengan dijanjikan, banyak jamaah yang kehilangan uang, dan juga pelayanan travel haji yang dibawah standar," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (23/10).
Untuk masalah pemondokan, kata dia, masih banyak yang berada di atas 2,5 kilometer. Menurut Jazuli, hal ini tidak sesuai dengan yang dijanjikan Kemenag sewaktu rapat dengan Komisi VIII DPR.
Selain itu, korban bus yang terbakar hanya diganti 1.000 Riyal oleh perusahaan. Menurut Jazuli, seharusnya Kemenag bisa membela calhaj agar bisa mendapatkan penambahan ganti rugi.
Kasus banyaknya calhaj yang kehilangan uang juga menjadi perhatian bagi Komisi VIII. Dalam hal ini, Kemenag harus ketat dalam mengatur mobilitas calhaj ke tempat-tempat pemondokan.
Temuan Tim Pengawan Haji DPR ini, untuk selanjutnya akan menjadi bahan evaluasi bagi Kemenang. Agar hal serupa tidak terjadi lagi di musim haji mendatang.