REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Jamaah haji asal Provinsi Nusa Tenggara Timur didampingi tiga tenaga medis terdiri dari satu orang dokter dan dua orang para medis, sejak memasuki asrama haji embarkasi Surabaya, Kamis(18/10) hingga kembali ke Tanah Air dijadwalkan 29 November 2012.
"Tiga orang tenaga medis ini masuk dalam kelompok terbang (Kloter) 77 yang akan mulai diterbangkan ke Tanah Suci, Jumat(19/10)," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama NTT H Syamsul Ma'arif, di Kupang, Kamis (17/10).
Kebijakan penempatan tenaga medis itu berlaku bagi semua kloter jamaah haji di seluruh Indonesia pada setiap tahun pelaksanaan ibadah haji, sehingga nampak Indonesia lebih unggul dalam hal pelayanan kesehatan para jamaah terutama ketika telah berada di Mekkah dan Madinah.
"Ini tidak dilakukan jamaah dari negara-negara lain di dunia, sehingga nampak saat calon jamaah yang mengalami sakit atau gangguan kesehatan lainnya di Tanah Suci, harus antrean panjang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas di tempat tinggal pada jamaah termasuk saat melakukan ibadah," bebernya.
Menteri Agama Suryadharma Ali mingimbau para jemaah calon haji (Calhaj) yang kini sudah berada di asrama haji, embarkasi maupun di Makkah untuk menjaga kesehatan dan tidak menguras tenaga pada ibadah sunnah, karena puncak haji sudah makin mendekat.
"Puncak haji sudah dekat. Jangan paksakan ibadah sunah seperti umroh berulang kali. Puncak haji membutuhkan stamina tinggi karena memang ibadah itu banyak menguras tenaga," kata Menag Suryadharma Ali di Jakarta, seusai mengunjungi Pondok Pesantren United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.
Ia mengatakan, dewasa ini kota Mekkah pun semakin padat. Untuk itu ia mengingatkan jemaah dari tanah air untuk tidak segan-segan mengonsumsi buah-buahan dan memperbanyak minum air putih.
"Jangan segan membelanjakan uang untuk menjaga kesehatan. Selain itu, Calhaj tetap menjaga kewaspadaan tergadap orang yang ingin merusak ibadah melalui penipuan, pencurian dan hal buruk lainnya," katanya.
Semenara menurut Syamsul Ma'arif, khusus untuk kloter 78 yang merupakan kloter gabungan, akan dilayani tenaga medis yang telah disiapkan pihak tuan rumah Surabaya, sehingga tidak perlu dikhawatirkan, karena standar pelayanan sama untuk semua calon jamaah.
Ia mengatakan pelayanan haji di Embarkasi Surabaya yang melayani 80 kelompok terbang (kloter) calon haji dari Jatim, Bali, dan NTT, saat ini tengah memberangkatkan calon jamaah dari daerah lain, sehingga dengan demikian, kesiapannya tidak diragukan lagi untuk memberangkatkan calon jamaah.
"Pada musim haji 2012 Nusa Tenggara Timur mendapat kuota asli sebanyak 650 orang dan dari total tersebut sebanyak 651 orang calon haji merupakan calon jamaah haji reguler.
Syamsul Ma'arif yang saat itu didampingi Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umroh Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT Gafur Jafar, mengatakan dari total tersebut, tiga orang tenaga para medis, dua orang petugas kloter. "Sisa dari total 651 itu nya masuk kategori calon haji khusus atau sebagai Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD).
Ia menyebut dari total tersebut tersebar di 21 kabupaten/kota di NTT diantaranya Kabupaten Kupang sebanyak 23 calon jemaah haji, Kabupaten Timor Tengah Selatan 23 orang, Kabupaten Timor Tengah Utara 15 orang, Kabupaten Belu 42 orang.
Berikut Kaupaten Rote Ndao 11 orang, Kabupaten Alor 32 orang, Kabupaten Lembata sembilan orang, Kabupaten Flores Timur 25 orang, Kabupaten Ende 80 orang, Kabupaten Nagekeo 20 orang, Kabupaten Ngada 13 orang , Kabupaten Manggarai 20 orang.
Selanjutnya kata Syamsul Ma'arif adalah Kabupaten Manggarai Barat 68 orang calon jamaah haji, Kabupaten Sumba Timur 15 orang dan Kabupaten Sumba Barat 11 orang.