REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sebagian jamaah haji Indonesia terlalu memforsir diri untuk menunaikan thawaf sunah dan umrah sunah. Sebagai contohnya, berdasarkan pantauan di Masjidil Haram, Jumat (12/10) sore, seorang jamaah asal Pontianak ditemukan tersesat dalam kondisi kelelahan.
Ia mengaku berada di Masjidil Haram sejak Subuh hingga sore hari hanya untuk mengejar target bisa thawaf sunah tujuh kali dalam sehari. Akibatnya, jamaah tersebut kelelahan karena tak sempat makan.
''Saya menemukan ada seorang jamaah yang diam di Masjidil Haram selama dua hari berturut-turut tanpa makan, hanya minum. Jamaah tersebut sudah sangat kelelahan,'' tutur petugas Bimbingan Ibadah Daker Makkah, Ustaz Sarmidi.
Seorang jamaah yang wafat karena faktor kelelahan adalah M Chofiqi bin Imam Mochtar (58 tahun). Jamaah calon haji asal Klaten dari Kloter 11 embarkasi Solo wafat di Masjidil Haram setelah menunaikan ibadah umrah, pukul 23.30, Ahad (7/10) waktu Arab Saudi.Menurut keterangan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah, Chofiqi wafat setelah menunaikan umrah empat kali berturut-turut.
Ilyas menuturkan, guna mengecek kondisi kesehatan jamaah, pihaknya mengerahkan petugas kesehatan di setiap sektor untuk mengunjungi jamaah ke setiap pemondokan. Dokter dan perawat yang ada di setiap sektor akan mengecek tekanan darah dan kondisi tubuh. ''Hal itu dilakukan untuk mencegah jamaah yang kelelahan memaksakan diri beribadah di Masjidil Haram,'' kata Ilyas.
Jumlah jamaah haji Indonesia yang dirawat di BPHI Makkah mencapai 62 orang. Sedangkan, jamaah yang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi mencapai 24 orang.
Hingga Sabtu (13/10) siang, total jamaah haji yang wafat di dua Tanah Suci mencapai 38 orang. Jumlah jamaah yang wafat di Makkah sebanyak 24 orang.