REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Minimnya jumlah ulama di penjara Prancis menjadi penyebab meningkatnya aktivitas radikalisme dalam penjara. Sebabnya, kebutuhan akan ulama sangat mendesak untuk dipenuhi.
Pernyataan itu diungkap Eddouk Abdelhak, ulama di Felury Merogis, Paris sebagai respon terhadap komentar Menteri Dalam Negeri Perancis Manuel Valls terkait peningkatan aktivitas radikalisme di Prancis. Kepada media, Valls mengatakan penangkapan kalangan radikal juga dibarengi dengan meningkatnya kaderisasi kelompok tersebut.
"Bagaimana bisa, penjara demikian banyak itu tidak ada ulamanya," kata Abdelhak, seperti dikutip thelocal.fr, Selasa (9/10).
Menurutnya, peran ulama menjadi kunci untuk menekan aktivitas radikal. Abdelhak mengatakan saat ini ada 160 ulama di penjara Prancis. Jumlah itu terbilang masih kurang.
"Menambah 13 ulama baru, tetap saja tidak cukup," katanya.
Menurutnya, ulama yang akan diterjunkan ke penjara tentu memiiki pengalaman dan pengetahuan yang luas. Mereka juga harus memiliki kemampuan pendekatan terhadap para napi.