Senin 08 Oct 2012 14:42 WIB

Muslim Australia Ubah Nama Demi Pekerjaan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hazliansyah
Muslim Australia.
Foto: Republika/Syahrudin
Muslim Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Muslim Australia tak menafikan identitas mereka menjadi pengganjal untuk mendapat pekerjaan. Karena itu, mereka terpikir mengganti nama guna memperbesar kesempatan mendapat pekerjaan.

Pendiri Asosiasi Persahabatan Islam, Keysar Trad, menyayangkan kondisi itu. "Menyedihkan memang. Anda harus mengubah nama agar dapat melewati pintu depan," papar dia seperti dikutip dailytelegraph.com.au, Senin (8/10).

Sebagian dari mereka, kata dia, mengubah nama Mohammed menjadi Michael, Ahmed menjadi Allan, Haroun menjadi Harold, dan lainnya. Kadang adapula yang mengubah nama tanpa keterkaitan sama sekali. "Mohammed menjadi Jim," kata dia.

Eddie Chehab, 49 tahun, dari Drummoyne, merupakan contohnya. Sejak 30 tahun lalu, ia mengubah namanya dari Mohammed ke Eddie. Ia menyebut, pekerjaan merupakan alasan perubahan tersebut.

"Saya melihat betapa sulitnya orang lain menyebut nama saya. Karena itulah, saya mengubahnya," kata dia.

Komisaris Diskriminasi Ras, Helen Szoke mengatakan kondisi tersebut merupakan fakta. Mereka ubah nama aslinya lalu diganti dengan versi Inggris.  "Saya kira itu memang benar terjadi," kata dia.

Analis Sosial, David Chalke mengatakan perusahan-perusahaan Australia ataupun asing lebih memilih mempekerjaan kulit putih.  "Kita hanya memikirkan diri kita sendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement