REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Komandan Pengamanan Khusus Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Brigjen Polisi Yahya Musaid Zahrani mengatakan, selama ini jamaah haji Indonesia tergolong lebih tertib dan disiplin dibanding jamaah haji dari negara lain.
"Koordinasi petugas keamanan Masjidil Haram dengan petugas keamanan haji Indonesia telah mempermudah penanganan atas terjadinya satu peristiwa," kata Yahya kepada 10 wartawan Indonesia yang menyertai pertemuannya dengan Kepala Misi Haji Indonesia Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat di kantornya lantai dua Masjidil Haram, Mekkah, Senin.
Indonesia mengerahkan 16 personel keamanan di lingkungan Masjidil Haram yang secara khusus bertugas menjaga keamanan jemaah haji Tanah Air yang tahun ini berjumlah 211.000 orang. Terkait koordinasi keamanan itu, Arsyad mengadakan pertemuan dengan pihak keamanan Masjidil Haram.
Yahya mengatakan, pada prinsipnya telah menjadi tugas pihak keamanan Masjidil Haram menjaga dan melayani jamaah haji dari seluruh dunia selama 24 jam di lingkungan Mesjidil Haram sesuai dengan ketentuan Departemen Dalam Negeri dan Gubernur wilayah Mekkah Kerajaan Arab Saudi.
Oleh sebab itu, bila ada sesuatu peristiwa, korban diminta langsung saja menghubungi polisi terdekat.
"Mudah-mudahan dalam waktu kurang dari satu jam peristiwa terjadi, polisi telah tiba," kata Yahya di ruang kerjanya yang dilengkapi layar CCTV yang silih berganti menampilkan gambar sudut-sudut penting Masjidil Haram, seperti sudut Hajar Aswat di salah satu pojok Kabah di tengah-tengah Masjidil Haram.
Usai pertemuan rombongan pengurus haji Indonesia di Mekkah dengan para pejabat keamanan Masjidil Haram, sebanyak 20 pejabat Indonesia, termasuk 10 wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) Daker Mekkah, dipandu dua anggota polisi, mencium Hajar Aswat Senin, beberapa menit sebelum waktu sholat zduhur tiba.
"Ini merupakan sejarah hidup bisa mencium batu Hajar Aswat dengan leluasa tanpa berdesak-desakan dengan jemaah lain," kata seorang anggota MCH yang telah tiga kali mencoba mencium Hajar Aswat selama seminggu di Mekkah, namun hanya sekali tangannya dapat menyentuh pinggirannya namun tidak dapat menciumnya, apalagi sampai kepala masuk ke dalam batu hitam berbentuk cekung tersebut.