REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Seiring bertambahnya jamaah haji yang masuk Madinah, jumlah pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) terus meningkat. Setidaknya BPHI sudah menangani 43 pasien dalam waktu sepuluh hari saat jamaah di Madinah.
Sebagian besar pasien mengalami kelelahan akibat menempuh perjalanan jauh. Bila ada yang menderita penyakit lebih berat, biasanya mereka memiliki penyakit bawaan. "Jarang yang sakit berat saat sudah berada di Madinah," kata dr. Septa Ekanita dari BPHI di Daerah Kerja Madinah.
Untuk menampung seluruh pasien, BPHI pun menambah ruang perawatan. Satu lantai yang semula dipakai merawat gabungan pasien pria dan perempuan saat ini diubah total. Satu lantai secara keseluruhan dipakai merawat pasien perempuan dan satu lantai tersendiri yang lain digunakan untuk perawatan pasien laki-laki.
"Namun, dari jumlah itu, saat ini sudah banyak yang sudah siap pulang. Sedangkan untuk pasien dengan penyakit yang lebih berat akan segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi," ujar Septa.
BPHI menyediakan fasilitas rawat inap meski dengan fasilitas yang terbatas. Sedangkan fasilitas yang ada di kloter hanya sebatas untuk rawat jalan.
"Bahkan, fasilitas ICU saja tidak tersedia di BPHI," ungkap Septa.
Keterbatasan itu lantaran Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan izin kepada BPHI guna melengkapi fasilitas kesehatan. Pihak Saudi menegaskan jika membutuhkan fasilitas lebih lengkap pasien harus dirujuk ke rumah sakit milik mereka.
Septa mengungkapkan saat itni BPHI memiliki tujuh unit ambulans. Empat di antaranya bersiaga di tiap sektor, sedangkan sisanya merupakan armada mobile yang bisa dipanggil sewaktu-waktu.