Ahad 30 Sep 2012 20:09 WIB

Kader dan Warga NU Memiliki Peran Penting

Rep: Indah Wulandari/ Red: Chairul Akhmad
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (kedua kanan), Sekjen PBNU Marsudi Syuhud (kedua kiri) dan Ketua Panitia Munas dan Konferensi Besar PBNU Dedi Wahidi (kiri) di
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (kedua kanan), Sekjen PBNU Marsudi Syuhud (kedua kiri) dan Ketua Panitia Munas dan Konferensi Besar PBNU Dedi Wahidi (kiri) di

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keraguan terhadap pengaplikasian hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama pada pertengahan September lalu banyak bermunculan di tengah publik.

Namun, PBNU yakin seluruh rekomendasi bagi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bisa distimulasi dengan peran para politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

 

Sekjen PBNU, KH Marsudi Syuhud, mengatakan rekomendasi tersebut mendapat dukungan semua pihak, tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ini semua adalah hasil panjang dari pembahasan kita semua. Di mana sudah saatnya NU dan PKB harus dapat berperan dan mengambil posisi dalam konstruksi kenegaraan," kata Marsudi, Ahad (30/9).

 

PBNU, kata Marsudi, sangat layak memberikan masukan pada pemimpin sesuai dengan fungsi ulama pada pemimpin negara. Apalagi PBNU merupakan sebuah organisasi sosial keagamaan yang dapat dikatakan sebagai ormas yang cukup besar.

Warga NU pun, imbuh Marsudi, tersebar dan banyak memiliki peran dalam setiap bidang baik di pemerintahan maupun di luar pemerintahan.

 

Bahkan, peran pembangunan negara sejak dahulu selalu ditopang oleh NU dalam masa penjajahan maupun kemerdekaan. "NU selalu memiliki peranan yang sangat penting melalui kader-kader dan warga NU," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement