REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Satu-satunya petugas kebersihan Masjidil Haram, Mekkah, Saudi Arabia, yang berasal dari suku Batak kemungkinan besar adalah Rahmat Habibie Panjaitan (25) asal Aek Kanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
"Selama ini saya belum pernah menemukan orang Batak lainnya," kata Rahmat kepada empat wartawan Indonesia yang bertemu dengan petugas kebersihan bersama kawan-kawan seprofesinya asal Indonesia saat akan melaksanakan sholat di Masjidil Haram, Jumat siang.
Rahmat yang mengaku anak kelima dan satu-satunya laki-laki dalam keluarga, saat menggunakan seragam kebersihan berwarna biru mengatakan bahasa Arabnya agak lumayan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Rahmat berpenghasilan sekitar 750 real per bulan (sekitar Rp 1,7 juta) dan mengaku tidak masalah dengan jumlah itu.
Ia mengatakan baru satu bulan setengah bekerja sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram. Teman-temannya banyak berasal dari Jawa dan Madura serta dari negara lain seperti Bangladesh, India dan Pakistan.
Sejak ia bekerja, dirinya tidak pernah menemukan petugas lain seprofesinya berasal dari suku Batak. "Di sini kita bisa beribadah dengan khusuk dan bergaul serta bertemu dengan bermacam orang dari berbagai negara," kata Rahmat ketika ditanya suka dukanya bekerja di Tanah Suci.
Selain itu, ia juga mengaku masih dapat menabung walaupun jumlahnya menurut dia "cuma sekadarnya".
Sementara itu, rekannya Tulus Wibowo (35) asal Kediri, Jawa Timur, mengimbau para jamaah haji agar hati-hati mengenai keamanan, walaupun di Masjidil Haram.
Ia mengisahkan pengalamannya pernah melihat seorang jamaah haji Indonesia menangis di Masjidil Haram dan mengatakan baru saja kehilangan tas dan dompet berserta segala isinya, termasuk sejumlah uang.
Waktu itu, katanya, jamaah itu tertidur di dalam Masjidil Haram dan ketika bangun tasnya sudah tidak ada lagi disampingnya.