Selasa 25 Sep 2012 15:36 WIB

Sejarah Liga Dunia Islam (2-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Lambang Rabithah Al-Alam Al-Islam (Liga Dunia Islam).
Foto: virtualholyquran.com
Lambang Rabithah Al-Alam Al-Islam (Liga Dunia Islam).

REPUBLIKA.CO.ID, Mereka yang hadir dalam pertemuan di Kota Makkah itu menggambarkan organisasi yang baru dibentuk itu sebagai sebuah “organisasi budaya Muslim” dan “organisasi umat Islam”, melayani seluruh umat dan tidak bertindak sebagai agen pemerintah mana pun.

Memajukan dakwah Islam, menentang konspirasi yang merugikan Islam, dan membahas permasalahan masa depan umat Islam. Ketiga isu utama itulah yang menjadi tujuan dibentuknya Liga Dunia Islam pada 1962.  

 

Liga Dunia Islam sebagai organisasi Islam transnasional pada era globalisasi ini dihadapkan pada setumpuk tantangan, salah satunya dalam bidang informasi.

Sekjen Liga Dunia Islam, Dr Abdullah bin Abdul Muhsin Atturki, mengatakan, Rabithah Al-Alam Al-Islami harus terus mewaspadai berbagai perubahan yang meliputi dunia Islam dan perkembangan teknik dalam bidang informasi yang dapat memengaruhi kesadaran manusia di era globalisasi ini.

Liga Dunia Islam menekankan pentingnya mengedepankan budaya dialog guna memperkuat hubungan manusia dan meningkatkan perdamaian global.

Menurut Dr Atturki, Islam menyerukan untuk menggalang dialog, pemahaman, dan kerjasama antarnegara untuk kepentingan kemanusiaan.

Guna mempersatukan umat yang terkotak-kotak, Liga Dunia Islam berharap agar pelaksanaan ibadah haji bisa dijadikan momentum untuk membangun ukhuwah. Ibadah haji adalah mutiara berharga bagi umat Islam.

Pada momen itulah, umat Islam akan memperluas semangat persaudaraan mereka ke level maksimal. “Kami (Liga Dunia Islam—Red) menyeru para pemimpin umat Islam untuk memanfaatkan momen ibadah haji untuk mewujudkan persatuan umat,” ujar Dr Atturki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement