Selasa 25 Sep 2012 09:50 WIB

Problematika Kemiskinan (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang menjangkiti umat. Rendahnya taraf perekonomian nyatanya juga dialami oleh masyarakat Muslim pada masa awal.

Persoalan ini pun menjadi perhatian serius. Islam memerangi kemiskinan. Tidak hanya miskin sebagai akibat, tetapi memberantas pula faktor penyebab kemiskinan, yaitu kebodohan, pola pikir, dan semangat hidup yang salah.

Dalam tataran praktis, upaya pemberatasan kemiskinan muncul dari berbagai kalangan sepanjang sejarah.

Usaha itu datang dari berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali negara sebagai pemegang otoritas. Para ulama pun tampil memberikan sumbangsih pemikiran dan aksi nyata mengatasi kemiskinan.

Sebut saja Imam Ghazali. Ia menawarkan beberapa gagasan penting menyangkut pengentasan kemiskinan. Hal pertama yang ia tekankan adalah pemetaan kantong-kantong kemiskinan. Pengentasan kemiskinan bisa ditempuh, salah satunya melalui teori pendapatan dengan optimalisasi kesejahteran sosial.

Segala bentuk kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah atau lembaga negara harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Pemikirannya itu tertuang apik dalam bukunya yang berjudul “Al-Tabr Al-Masbuk fi Nashihat Al-Mulk”.

Selain Al-Ghazali, sejumlah nama cendekiawan juga berupaya untuk menguak solusi-solusi tepat mengatasi kemiskinan.

Sebut saja, Ibnu Taghribirdi dengan bukunya berjudul “Al-Nujum Al-Zahira fi Muluk Mishr wa ala Qahira” dan Al-Maqrizi dalam buku “Al-Mawa’iz wa Al-I’tibar fi Dzikr Al-Khitat wa Al-Athar.” Sumbangsih pemikiran ini menginspirasi pemerintah untuk memaksimalkan kinerja mereka.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement