Rabu 12 Sep 2012 18:30 WIB

Inilah Tantangan yang Menguji Muslim Hispanik (2)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Muslim etnis hispanik
Foto: .
Muslim etnis hispanik

REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Kalene Santana, imigran 19 tahun dari Puerto Rico, keputusan memeluk Islam di New York dibuntuti konsekuensi besar. Gadis yang terbiasa hidup bebas ini bahkan mengaku mengalami awal yang sulit mengikuti ajaran Islam. 

Apalagi dalam agama barunya ini, Kalene dituntut rendah hati dan menjaga nilai konservatif. "Sederhana saja, terbiasa mengenakan pakaian seksi lalu aku diminta untuk menutup seluruh tubuhku," kenang Kelene seperti dikutip Huffington Post.

Mematuhi ajaran Islam dengan menutupi keindahan tubuh mereka dengan kain kadang disalahpahami oleh lingkungan. Perubahan itu kasarnya dianggap pelanggaran terhadap tradisi Hispanik, yang paling berat.  

"Aku sendiri butuh waktu lama untuk memahami alasan dibalik menutupi bagian tubuh," kata Ismail, sahabat Kalene yang juga mualaf. 

Ismail, yang sebelum masuk Islam bernama Oliveras Delma, merupakan putri seorang pelayan gereja. Orang tuanya tidak mendukung keputusannya menjadi Muslim dan keluar dari agama yang secara tradisi wajib dipeluknya. 

Sisi dilema segera mengemuka, konflik berkecamuk mempertemukan iman dan tradisi. Dalam konflik itu, Ismail mencoba untuk mencari sudut pandang yang netral.

Sementara itu, Kelene mengakui kadang merasa bingung dengan jati dirinya. Kadang, ia merasa jauh dari lingkungan dan merasa enggan keluar rumah. Setelah proses pencarian, Kelene mulai memahami identitasnya. "Aku kadang tidak sanggup mendengar pertanyaan. Tapi kini aku lebih siap," kata dia.

Di New York, tempat keduanya tinggal,  mereka harus menghadapi tantangan lain yang tak kalah hebat yakni prasangka dan stigma negatif tentang Islam dan Muslim. Tragedi 9/11 merupakan momentum yang mungkin tidak mereka lupakan. 

Tragedi itu sempat membuat keduanya tertekan. Mereka merasa bersalah dengan apa yang terjadi saat itu. Perlahan tapi pasti, rasa bersalah itu kian memantapkan iman keduanya. 

"Aku terus menyempurnakan diri menjadi Muslim. Allah SWT tahu apa yang aku lakukan, dan aku berterima kasih padanya bahwa aku telah menjadi Muslim yang lebih baik," pungkas Ismail yang diamini sahabatnya itu. 

sumber : Huffington Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement