REPUBLIKA.CO.ID, Sejatinya, astronom dan astrolog yang sangat berpengaruh itu bernama lengkap Abu Al-Hasan Ali Ibnu Ridhwan Al-Misri (998-1067). Para penulis di Barat menyebutnya dengan panggilan Haly atau Haly Abenrudian.
Selain berprofesi sebagai astronom dan astrolog, Ibnu Ridhwan juga dikenal sebagai seorang dokter dan kritikus kedokteran Yunani, terutama Galen.
Kritiknya atas karya-karya Galen—seorang tabib dari Yunani kuno—ditulis dalam buku berjudul “Ars Parva”.
Buah karyanya itu kemudian diterjemahkan oleh Gherard of Cremona ke dalam bahasa Latin. Observasi yang dilakukannya terkait fenomena Supernova 1006 M dituliskannya dalam “Ptolemy's Tetrabiblos”.
Dalam buku yang ditulisnya itu, Ibnu Ridhwan menyatakan bahwa cahaya yang ditimbulkan oleh fenomena Supernova 1006 itu tiga kali lebih besar dari Planet Venus. Karyanya begitu berpengaruh di peradaban Barat hingga abad ke-16 M.
Karyanya yang lain diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, “De Revolutionibus Nativitatum” (The Revolutions of Nativities) oleh Luca Gaurico dan dicetak di Venicia pada 1524.
Selain itu, karyanya yang lain, “Treatise on the Significations of Comets in the twelve Signs of the Zodiac”, juga dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin bertajuk, “Tractatus de cometarum significationibus per XII signa zodiaci”, dicetak di Nurnberg pada 1563 M.
Itu berarti pemikiran Ibnu Ridhwan mampu bertahan hingga berabad-abad lamanya. Sebuah pencapaian yang sungguh luar biasa.




