Jumat 31 Aug 2012 20:30 WIB

Seniman Swedia: Islam Bukan Ancaman, tapi Harus Diawasi

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seniman Swedia Lars Vilks
Foto: thelocal.se
Seniman Swedia Lars Vilks

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM - Seniman anti-Islam dari Swedia Lars Vilks melihat Muslim bukan sebagai ancaman. Namun, ia menyesalkan pemerintah Swedia melakukan pendekatan terhadap komunitas Muslim atas nama multikulturalisme.

Vilks percaya multikultural bukanlah hal yang bisa dihentikan begitu saja, karena muncul secara otomatis. "Begini, anda merayakan Midsummer, tapi anda tidak bisa merayakannya karena ada kelompok lain yang harus dihormati. Jika tidak anda rasis," kata dia seperti dikutip thelocal.se, Jumat (31/8).

Vilks menilai perkembangan Islam di Eropa hanya histeria semata. Lagipula, Islam tidak memiliki kesempatan melawan modernisasi. Namun, masalah imigrasi dan kehadiran Muslim terlalu besar dengan sumber daya yang dimiliki Swedia.

"Saya tidak memiliki opini mengapa masyarakat membiarkannya, mereka seharusnya diawasi," pungkas dia.

Sebelumnya, hasil studi yang dirilis Universitas Mid Swedia menyimpulkan sekitar 4 dari 10 Muslim mengalami serangan diskriminasi berupa vandalisme, ancaman, serangan fisik dan lainnya. Peneliti menyebut ada dua faktor pemicu serangan.

Pertama, jika aktivitas organisasi Islam mendapat perhatian media, seperti pembangunan masjid. Kedua, terkait peristiwa internasional seperti pemboman London atau Madrid. 

sumber : thelocal.se
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement