Senin 27 Aug 2012 08:35 WIB

KH Zaini Ghani, Ulama Kharismatik dari Tanah Banjar (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
KH Zaini Ghani.
Foto: blogspot.com
KH Zaini Ghani.

REPUBLIKA.CO.ID, Masa kecil Guru Sekumpul dihabiskan bersama sang ayah, Abdul Ghani, dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang inilah yang memelihara Guru Sekumpul kecil.

Sang ayah dan neneknya merupakan guru pertama Zaini belia. Keduanya telah menanamkan kedisiplinan dalam diri Zaini sejak masa kanak-kanak.

Keduanya juga menanamkan pendidikan tauhid, akhlak, dan belajar membaca Alquran. Semenjak kecil, ia juga sudah digembleng oleh ayah dan neneknya untuk mengabdi pada ilmu pengetahuan dan memiliki perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama.

Gemblengan ayah dan neneknya semenjak kecil betul-betul tertanam dalam diri Guru Ijai. Semenjak kecil, ia sudah menunjukkan sifat mulia, penyabar, rida, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Sifat kasih sayang ini juga ditunjukkan oleh ayahandanya.

Misalnya, ketika hujan turun deras, sedangkan rumah mereka sekeluarga sudah sangat tua dan reot sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah. Di saat-saat seperti itu, biasanya ayahnya akan melindungi tubuh Zaini dari air hujan yang masuk melalui celah-celah atap rumah.

Pada 1949, saat usianya menginjak tujuh tahun, sang ayah memasukkannya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam, Martapura. Guru-gurunya pada masa itu antara lain Abdul Muiz, Sulaiman, Muhammad Zein, H Abdul Hamid Husain, H Rafi’i, Syahran, Husin Dahlan, dan H Salman Yusuf.

Ketika belajar di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Zaini berhasil menghafal Alquran sejak usia tujuh tahun. Kemudian, hafal Kitab Tafsir Jalalain pada usia sembilan tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement