REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Warga Gaza tengah mempersiapkan menyambut Idul Fitri dalam keadaan khusus tahun ini. Sebab tak hanya mengalami penderitaan akibat blokade Israel, namun juga penutupan perbatasan oleh Mesir akibat serangan mematikan di pangkalan militer Mesir di Perbatasan Gaza dan Israel.
Serangan mematikan yang terjadi di pangkalan militer Mesir di Semenanjung Sinai, membuat Mesir menutup perbatasan Rafah dengan Gaza. Namun, Mesir telah membuka kembali perbatasan tersebut tiga hari menjelang Idul Fitri.
Meski perbatasan Rafah telah dibuka kembali, Mesir memberlakukan peraturan ketat di sana. Peraturan tersebut menghilangkan kesempatan wisatawan menghabiskan liburan Idul Fitri bersama keluarga dan orang yang mereka cintai.
Akibat blokade Israel dan penutupan perbatasan Rafah, warga Gaza mengalami kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Fenomena tersebut memengaruhi pembelian dan penjualan. Para penjual meminta harga tinggi akibat sulitnya mendapatkan barang mereka ke Gaza. Sehingga pembeli dipaksa membeli barang dengan harga tinggi menjelang hari raya.
Warga Gaza juga mempertanyakan bagaimana merayakan Idul fitri, sementara mereka hanya bisa mendapat listrik selama beberapa jam setiap hari. Warga Gaza mengatakan, banyak kehilangan makna Idul Fitri bahkan sebelum memulainya. Sebab mereka tak mampu mempersiapkan menyambut Idul Fitri dengan cara yang mereka harapkan.