Senin 13 Aug 2012 15:35 WIB

Tak Semua Masjid di Singapura Berkurban

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
Kambing Kurban (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Kambing Kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Tidak semua masjid di Singapura akan melaksanakan ritual kurban. Hal itu dikatakan Menteri Urusan Islam Singapura, Dr Yaacob Ibrahim. "Pemerintah Australia telah menetapkan peraturan baru Maret lalu. Aturan baru ini menuntut standar kesejahteraan hewan," papar dia seperti dikutip nst.com, Senin (13/8).

 

Menurut Yaacob, permintaan Australia itu dilatarbelakangi keprihatinan negeri Kangguru dengan proses penyembelihan sapi di Indonesia. "Tentu, apa yang diminta Australia itu akan berdampak pada pasokan dan harga ternak serta jumlah masjid yang berpartisipasi," kata dia.

Terkait permintaan anggota Parlemen, dari Marine Parade GRC, Associate Profesor Fatimah Lateef soal bagaimana tata laksana penyembelihan hewan ketika Hari Raya Kurban, Yaacob mengatakan Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) bekerja sama dengan Otoritas Peternakan, Pertanian dan Perkebunan Singapura (AVA) guna menentukan metode dan pengawasan penyembelihan hewan.

"Nantinya, dalam kerja sama itu juga diberikan pelatihan dan memastikan semua masjid memiliki ruang kurban yang layak," kata dia.

Yaacob menambahkan tahun lalu sebanyak 16 masjid telah diaudit. Hasil audit telah disampaikan kepada pihak berwenang Australia. Tahun ini, MUIS berharap untuk mengaudit 35 masjid.

"Memang disayangkan, karena kita mengimpor sapi dari Australia. Kita harus menyesuaikan aturan dengan mereka. Kalau tidak, kita tidak akan mendapat pasokan ternak," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement