Sabtu 11 Aug 2012 22:46 WIB

Masjid Raya Xi'an, Adaptasi Bangunan Kuil Cina (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
  Masjid Raya Xi'an di Kota Chang'an (Xi'an), Provinsi Shaanxi, Cina.
Foto: math.okstate.edu
Masjid Raya Xi'an di Kota Chang'an (Xi'an), Provinsi Shaanxi, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, Mayoritas Muslim yang bermukim di Kota Xi’an adalah suku Hui. Karena itu, di wilayah Xi’an terdapat sebuah perkampungan Muslim yang dikenal dengan nama Hui Min Jie.

Dalam laman Wikipedia disebutkan bahwa suku Hui adalah hasil asimilasi dan merupakan keturunan dari suku Han dengan bangsa Persia dan Arab sejak zaman Dinasti Tang.

Sekitar abad ke-7, para pedagang Persia dan Arab mulai memenuhi kantong-kantong perdagangan di Cina. Para pedagang yang datang melalui jalur sutera, biasanya menetap di Chang’an dan sekitarnya.

Sedangkan yang datang melalui jalur laut menetap di daerah Quanzhou dan Zhangzhou di pesisir Fujian. Mereka inilah yang kemudian berasimilasi dengan suku Han dan menurunkan suku Hui.

Secara fisik, suku Hui tidak berbeda dengan suku Han. Yang membedakan keduanya hanyalah cara hidup suku Hui yang beragama Islam. Mereka menjalankan syariat Islam, tetapi bergaya Konfusianis. Hal ini pula membedakan suku Hui dari suku Uighur, yang sama-sama memeluk agama Islam, tetapi lebih bernapaskan Islam Asia Tengah.

Cheng Ho

Sejarah mencatat sejumlah nama besar berasal dari suku Hui. Satu di antaranya adalah Cheng Ho (Zheng He). Majalah Life menempatkan Cheng Ho di nomor 14 sebagai orang terpenting dalam milenium terakhir.

Cheng Ho berasal dari Provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap kemudian dijadikan kasim kerajaan.

Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle (kaisar ketiga dari Dinasti Ming yang berkuasa tahun 1403-1424), ia diangkat menjadi orang kepercayaan kaisar. Sejarah juga mencatat bahwa Cheng Ho sebagai seorang pelaut dan penjelajah Cina terkenal yang melakukan beberapa pengembaraan antara tahun 1405 hingga 1433.

Dalam kurun waktu tersebut, ia telah melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain Vietnam, Taiwan, Malaka (bagian dari Malaysia), Sumatra, Jawa, Sri Lanka, India bagian selatan, Persia, Teluk Persia, Arab, Laut Merah, Mesir, Afrika, dan Selat Mozambik.

Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta Navigasi Cheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini, terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement