Jumat 10 Aug 2012 16:36 WIB

Kapankah Lailatul Qadar Muncul? (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Said Al-Khudri suatu saat pernah beriktikaf bersama Rasulullah SAW pada 10 hari pertengahan Ramadhan. Pada pagi hari ke-20 bulan suci itu, Nabi berpidato.

Dalam pidato itu, Rasul menegaskan bahwa beliau sering melihat Lailatul Qadar, lalu telah dibuat lupa atau lupa kapan peristiwa itu terjadi.

Pada pengujung petuahnya itu, Rasul menyarankan agar segenap umat Muslim mencarinya pada 10 hari terakhir. “Terutama, pada hari-hari yang bertanggal ganjil.”

Tak ada yang bisa memastikan secara tepat kapan malam yang dikenal dengan sebutan “Malam Seribu Bulan” itu muncul. Ketidakpastian waktu itu pulalah yang menimbulkan perbedaan di kalangan ulama.

Hanya ada beberapa hal yang mereka sepakati, soal penamaan, keutamaan, dan tanda-tanda alam yang bisa digunakan sebagai patokan untuk memprediksi kehadiran malam ini.

Menurut Syekh Jamal Al-Jamaz dalam esainya berjudul “Lailat Al Qadar; Fadhail wa Ahkam”, dinamakan dengan malam “takdir” karena pada hari ini Allah SWT menetapkan rezeki, ajal, dan segala kejadian yang berlangsung di alam semesta.

Ketika itu pula Allah telah menentukan nasib mereka. Apakah kelak mereka termasuk orang yang merugi atau justru sebaliknya, beruntung dunia akhirat. Ini adalah takdir dalam skala tahunan. Sementara, secara umum telah ditetapkan semenjak azali. “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhan [44]: 4).

Para ulama juga sepakat tentang beberapa tanda-tanda utama untuk memprediksikan datangnya malam ini. Syekh Ahmad Abdurrahman dalam makalahnya berjudul “Fadhail Lailat Al-Qadar” mengatakan, di antara tanda yang bisa dilihat kasat mata terkait kehadiran malam ini, yaitu matahari terbit pada pagi harinya berwarna putih dan tidak terlalu memancarkan cahaya.

Ini sesuai dengan riwayat Muslim. Tanda lainnya ialah suhu udara pada malam tersebut cukup kondusif. Tidak terlalu dingin atau panas. Ini berdasarkan riwayat Ibnu Khuzaimah dari Ibnu Abbas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement