Senin 06 Aug 2012 23:10 WIB

Masjid Kubah Batu, Representasi Gaya Bizantium (4)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem, Palestina.
Foto: blogspot.com
Masjid Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Sementara itu, bagian jendela dibuat di sekeliling batas lingkaran utama pada kubahnya. Ini mengingatkan kita pada daun-daun jendela yang terdapat pada bangunan Gereja Aya Sofia (Hagia Sophia) di Istanbul, Turki, yang merupakan salah satu karya arsitektur terbesar pada zaman Bizantium.

Aplikasi bentuk lengkung setengah lingkaran pada sekeliling dinding dibuat untuk memberi kesan lunak pada bahan batu bata yang mempunyai kesan kaku dan keras.

Aplikasi bentuk lengkung ini pada awalnya merupakan salah satu ciri khas bangunan gereja pada zaman Bizantium.

Saksi Sejarah Umat Islam di Palestina

 

Sebagai bangunan berarsitektur Islam paling awal, Qubbat As-Sakhrah telah melewati berbagai zaman. Yakni, zaman Islam, zaman Perang Salib, zaman Mandat Britania, dan zaman pendudukan Israel.

Pada masa awal perkembangan Islam, bangunan ini menjadi saksi bisu peristiwa Isra dan Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Karena, di lokasi berdirinya Qubbat As-Sakhrah terdapat sebuah batu besar yang diyakini umat Islam sebagai tempat Nabi Muhammad SAW berdiri ketika peristiwa Isra dan Mi'raj.

Di zaman Khalifah Umar bin Khattab, bangunan ini menjadi simbol penaklukan Islam terhadap musuh-musuhnya. Ketika kaum Muslimin mengadakan pengepungan terhadap Kota Baitul Maqdis selama empat bulan, penduduk kota itu rela untuk mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin.

Mereka juga bersedia menyerahkan kota suci itu dengan syarat kaum Muslimin harus mendatangkan Khalifah Umar bin Khathab untuk menerima kota suci itu. Persyaratan tersebut diajukan langsung oleh penguasa Nasrani kota itu, pendeta Kopernikus.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement