REPUBLIKA.CO.ID, Sementara Hasan Muarif Ambary menyatakan, sekitar abad pertama tahun Hijriah atau abad ke-7 M, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar, kawasan Asia Tenggara mulai berkenalan dengan tradisi Islam.
Hal ini terjadi ketika para pedagang Muslim, yang berlayar di kawasan ini, singgah untuk beberapa waktu.
Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan nusantara, berlangsung beberapa abad kemudian. Dan, sejak saat itulah peradaban Islam mulai dikenal dan berkembang luas di wilayah nusantara.
Upaya pengenalan ajaran Islam ini dilakukan melalui fase-fase kontak sosial budaya antara para pedagang Muslim dan penduduk setempat. Salah satu bentuk kontak sosial budaya yang berlangsung di antara mereka adalah melalui perkawinan.
Menurut Hasan Ambary, dalam kurun waktu abad ke-7 hingga ke-10 M sangat mungkin terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim asing dan penduduk setempat, sehingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim.
Pengaruh Islam mulai kuat mengakar di wilayah nusantara selama kurun waktu abad ke-13 M hingga ke-16 M. Hal ini ditandai dengan mulai berdirinya beberapa kerajaan Islam di sejumlah wilayah di nusantara.
Sebut saja di antaranya Kerajaan Samudra Pasai di wilayah Aceh Utara pada awal abad ke-13 dan Kerajaan Malaka pada awal abad ke-14 di Semenanjung Malaysia. Sultan Mansyur Syah (wafat 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di pesisir timur Sumatra dan Semenanjung Malaka.
Keberadaan ajaran Islam di Samudra Pasai, menurut pakar arkeologi Islam Dr H Uka Tjandrasasmita dalam bukunya yang berjudul Penelitian Arkeologi Islam di Indonesia Dari Masa ke Masa, juga bisa diketahui dari penelitian yang dilakukan Snouck Hurgronje sejak 1907 mengenai nisan yang memuat angka tahun Hijriah yang tahun Masehinya 1407 dan 1428.
Salah satu nama yang tertera pada batu nisan tersebut adalah Abdallah ibn Muhammad ibn 'Abd-al- Qadir ibn 'Abd-al- 'Aziz ibn al-Munsir Abu Ja'far al-Abbas al-Muntasir billah-amir al mu'minin khalifah rabb al'alamiin. Nama ini memberikan bukti adanya seorang yang wafat di Samudra Pasai dari keturunan khalifah-khalifah bani Abbasiyah.