REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN - Mufti Republik Tatarstan, Abdulla Adygamov, menyarankan kepada Direktorat Spiritual Islam Tatarstan ketika memilih imam harus melihat latar belakang pendidikannya di luar negeri. Hal itu sangat efektif guna menghindari peningkatan aktivitas ekstremisme.
"Ini harus diperiksa betul," kata dia seperti dikutip albawaba.com, Rabu (1/8).
Sebelumnya, Direktorat Spiritual Muslim Tatarstan telah mengirimkan permintaan resmi kepada parlemen republik guna menanyakan kemungkinan amandemen undang-undang republik terkait pembatasan ulama asing. Saat ini, pemintaan itu masih dalam pembahasan.
Kurang dari dua minggu, Mufti Tatarstan Ildus Faizov terluka dalam pemboman mobil. Sementara, mantan wakil mufti, Valiulla Yakupov ditembak mati dekat rumahnya di Kazan. Yakupov adalah kritikus aktif dari kelompok ekstremisme.