REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Suara Independen Rakyat Indonesia (Siri), Eggi Sudradjat mendesak agar presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tinggal diam terhadap tindakan kekerasan etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Pasalnya, SBY merupakan kepala negara Muslim terbesar dan sebagai ketua Asean.
"Saya kritik keras. SBY jangan loyo dan jangan menjadi orang yang tidak beriman dengan membiarkan sesama Muslim di sana dibantai," katanya di Jakarta, Senin (30/7).
Menurutnya, tindakan tegas yang bisa diambil SBY antara lain dengan memanggil duta besar Myanmar di Indonesia dan menyampaikan protes keras. Bahkan, kalau perlu usir duta besar itu sebagai bagian dari protes terhadap tindakan pemerintah militer terhadap etnis Muslim Rohingya.
Langkah lainnya, menyampaikan masalah ini ke komisi HAM PBB. Bahwa hal ini sudah menjadi tindakan pelanggaran HAM yang serius. Bahkan, tindakan pembantaian etnis ini sudah sama seperti yang terjadi di Bosnia dan holocaust terhadap kaum Yahudi.
"Kok lebih hebat berita penembak orang yang menonton Batman. Obama juga tidak berbicara apa pun. SBY harus bertindak," papar dia.
Jika SBY tetap bertindak pasif, ia khawatir malah akan menimbulkan gerakan tersendiri untuk menyelesaikan masalah itu. "Tinggal tunggu saatnya saja. Ini tidak akan terjadi kalau SBY betul-betul bertindak dalam diplomasi dan wibawanya jalan," pungkas Eggi.