REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Muslim Nigeria di tiga negara bagian membatalkan rencana menggelar itikaf selama Ramadhan. Pembatalan itu lantaran mereka merasa terancam serangan dari kelompok militan.
"Kami sarankan untuk tidak melaksanakan itikaf guna mengurangi kemungkinan jatuhnya korban," sebut seorang prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas Gabungan (JTF), seperti dikutip onislam.net, Jumat (27/7).
Letkol Sagir Musa, Juru bicara JTF, negara bagian Borno, tidak membenarkan atau membantah hal itu. "Yang pasti semua langkah akan dijalankan guna melindungi keamanan warga," kata dia.
Secara terpisah jubir Masjid Sultan Bello, Lawal Mijinyawa, itikaf tidak akan diadakan tahun ini karena pekerjaan renovasi masjid. Ia tidak menyebut alasan tidak diadakannya itikaf karena masalah keamanan. Namun, ia membenarkan jika ada anjuran untuk tidak menggelar itikaf.
"Dewan masjid mendesak jamaah untuk waspada," komentar dia. Lawal juga meminta umat Islam agar berdoa demi perdamaian.
Cendikiawan Muslim, Sheikh Abdurrazaq Ishola mengatakan persetujuannya terkait imbauan untuk tidak melaksanakan itikaf atas dasar alasan keamanan. "Islam bukanlah agama yang kaku. Ketika dianggap membahayakan nyawa dan diberhentikan sementara, saya kira itu diperbolehkan dalam Islam," ucapnya.
Ia menyebut anjuran kepada Muslim Eropa tentang jilbab menjadi inspirasi Muslim Nigeria ketika memutuskan masalah ini. "Para ulama dan cendikiawan muslim memutuskan untuk mengembalikan masalah jilbab kepada setiap muslimah, namun mereka mengatakan tidak wajib seorang muslimah mengenakan jilbab," kata dia.