Rabu 18 Jul 2012 22:02 WIB

Masjid Schwetzingen Jerman, Arsitektur Gaya Oriental (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Schwetzingen Jerman.
Foto: flickriver.com
Masjid Schwetzingen Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, Di Berlin, Ibukota Jerman, tempat tinggal lebih dari 200 ribu Muslim, sebuah masjid baru bernama Umar ibn Al-Khatab telah dibuka.

Bangunan ini memiliki kubah kaca dengan empat menara—lambang empat sekolah filosofi hukum terkenal di sana. Masjid itu terdiri atas tujuh lantai untuk ibadah, berikut tempat wudhu, sejumlah kantor, dan beberapa ruang rapat.

Selain itu, di dalam terdapat aula yang dapat digunakan untuk acara perayaan, seperti pernikahan. Masjid pun diterima oleh lingkungan setempat.

Sementara di Kota Aachen, bangunan baru dalam area sekitar 600 meter persegi telah dirancang untuk ruang ibadah, termasuk ruang untuk imam, konseling, pengajaran, penitipan anak.

Lebih dari itu, terdapat pula beberapa ruang apartemen untuk warga senior, pelajar, perpustakaan, dan area komersial, seperti kafe di dalamnya. Sedangkan, tinggi menara yang bakal dipasang yaitu 41,5 meter.

Lalu di Cologne, bakal menjadi lokasi masjid terbesar di Jerman. Rencananya, bangunan akan mengakomodasi 1.250 jamaah dengan kubah setinggi 36 meter dan dua menara setinggi 55 meter. Dulu setiap orang di Cologne menentang pendirian masjid, namun pada 2007, dua per tiga warga akhirnya setuju.

Kini, Muslim menjadi satu per sepuluh dari total populasi kota tersebut. Ke depan, kompleks masjid juga menyediakan ruang komersial seluas 2.455 meter persegi. Hanya saja, masjid tersebut belum siap digunakan saat ini.

Sedangkan masjid terbesar hingga kini dan tergolong baru dibangun ialah masjid di Kota Duisburg, distrik industri di Marxloh. Secara statistik, ada 18 ribu warga tinggal di kota itu dan 35 persen ialah warga asing. Masjid agung baru tersebut mampu menyediakan ruang maksimal bagi 1.200 jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement