Selasa 10 Jul 2012 21:04 WIB

Jeremy Boulter: Tuhan Itu Perkasa, Tak Butuh Perantara (3)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Di tahun pertama penikahannya dengan Anabela, perempuan Portugis penganut Katolik, Jeremy berteman dengan pria pecinta alam.

Suatu hari, Jeremy dan istrinya diajak pria itu mengunjungi tempat favoritnya. Jeremy dan istri sengaja membawa anak mereka, Andrei Micael guna menjalani pembaptisan.

"Saya tidak ingin anak saya dibaptis dengan air suci oleh pastor. Saya memilih untuk membaptisnya dengan air sungai, serupa dengan apa yang dialami Yohannes. Kala itu, ia dibaptis dengan air suci sungai Yordan," ujarnya.

Dalam hatinya, Jeremy merasa aneh dengan konsep baptis. Sebab, ia meyakini bahwa setiap anak yang lahir ke dunia pada dasarnya tidak membawa dosa apa pun. Sebaliknya, orang dewasalah yang seharusnya dibaptis lantaran terlalu banyak melakukan perbuatan dosa.

Usai membaptis anaknya, Jeremy dan keluarga kecilnya kerap dikunjungi ibu mertua setiap musim panas. Seperti istrinya, ibu mertua Jeremy merupakan penganut Katolik Roma. Ia seorang yang antusias dengan konsep trinitas. Hal itu terlihat dari kalung salib yang sering ia gunakan. Sang ibu mertua juga rutin menyambangi tempat-tempat suci.

"Bagi saya, apa yang diperlihatkan ibu mertua adalah hal yang aneh dan menjijikkan. Ia masih saja menerapkan konsep primitif. Sudah jelas, Tuhan itu perkasa. Dari situ, saya bertekad membujuk ibu mertua untuk tidak lagi bertuhan pada sosok yang masih tergantung oleh mediator," ungkap Jeremy.

Pikiran Jeremy segera terbang menuju alam logika. Apa yang ditunjukkan ibu mertua, memicu dirinya untuk kembali mengasah kemampuan berpikirnya. "Saya selalu berpikir, bagaimana orang mati apakah masih bisa mendengar? Bagaimana kita tahu tingkat kesalahan mereka? Banyak pertanyaan dalam otak saya. Spontan saja, saya ambil Alkitab," tuturnya.

Usai membaca Alkitab, Jeremy menyimpulkan, Tuhan membawa umat Yahudi keluar dari Mesir, melepaskan mereka dari perbudakan. Karena itulah, Tuhan melarang umat Yahudi untuk bertuhan selain Allah, tidak bertuhan pada patung berhala atau mahkluk Tuhan yang hidup di langit dan bumi.

Menurut Jeremy, jika itu benar, maka akan banyak bukti bahwa Allah itu satu. Hanya Dia yang bisa mendengar setiap harapan dari umat manusia. "Saya semakin menyadari bahwa apa yang dikatakan Alkitab bertentangan dengan ajaran gereja. Jelas, Alkitab mengatakan Allah adalah satu. Saya merasa takut, bahwa saya benar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement