Jumat 06 Jul 2012 19:45 WIB

As-Syamarikh fi Ilmi At-Tarikh, Sejarah Pembuatan Almanak (2)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Kitab (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kitab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Di bab pertama, tokoh bermazhab Syafi’i itu menulis tentang permulaan penulisan sejarah, berikut patokan yang digunakan untuk melakukan penanggalan.

Pada bab kedua, ia mengemukakan sejumlah manfaat dan kegunaan sejarah. Menurut dia, ada beberapa faedah sejarah.

Dengan sejarah yang dilengkapi data waktu kejadiannya, akan membantu mengetahui masa, melacak kapan sebuah karya ditulis, memberi informasi waktu kelahiran dan meninggalnya tokoh.

Berbagai hal itu sangat dibutuhkan dalam disiplin ilmu hadis. Ia mengutip perkataan para pakar. Hafash bin Ghiyat berkata, “Apabila kalian menuduh seorang rawi telah berdusta, ujilah dengan tahun.”

Hamad bin Zaid juga pernah mengatakan, informasi waktu sebagai unsur terpenting sejarah membantu membongkar kedustaan para pendusta riwayat. Dan, di bab yang terakhir, ia menyebutkan pernak-pernik berharga seputar sejarah.

Awal sejarah

Mengawali kitabnya, ulama yang juga dikenal melalui kitabnya Al-Itqan fi Ulum Alquran itu menyebutkan fakta tentang lembaran utama sejarah manusia. Permulaannya dimulai saat Adam AS diturunkan ke bumi.

Sejarah itu dilanjutkan oleh para anaknya, hingga Allah menurunkan Nuh AS. Babak baru sejarah pun dimulai, terutama pascaperistiwa banjir dahsyat yang menenggelamkan mereka yang enggan bergabung di perahu.

Ketika Nuh AS dan keturunannya berlabuh di daratan, ia membagi bumi untuk ketiga anaknya. Sam mendapat beberapa wilayah, yaitu Baitul Maqdis, Nil, Eufrat, Dajla, Sehan, dan Jeihan. Sedangkan bagian Ham, ialah barat Sungai Nil hingga arah mula angin di Dabur.

Sementara itu, Yafuts memperoleh wilayah Qasiyun hingga Shaba. Kisah itu pun berlanjut dari kisah angin topan, hingga kisah ditaklukkannya api oleh Ibrahim AS.

Anak-anak Ibrahim berpencar dan menciptakan sejarah masing-masing, hingga pengutusan Nabi Yusuf AS, selanjutnya ke Nabi Musa AS, lalu dilanjutkan oleh Sulaiman, Isa, hingga diutusnya Rasulullah SAW. As-Suyuthi mengutip kisah ini dari kitab Tarikh Kabir karya Ibnu Abi Khaitsamah.

Menurut Tarikh Kabir, keturunan Ismail yang tersisa memulai penulisan sejarah dari peristiwa keluarnya Bani Sa’ad, Nahd, Juhainah, hingga wafatnya Ka’ab bin Luayyi. Lalu, dimulakan lagi dari peristiwa itu hingga tragedi Tahun Gajah. Dari sini dituliskan sampai Umar bin Khathab menulis dari peristiwa hijrah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement