Kamis 28 Jun 2012 14:42 WIB

Awal Puasa Berpotensi Beda, Kemenag Minta Warga Menunggu

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Rukyatul Hilal
Foto: Antara
Rukyatul Hilal

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Ada potensi perbedaan awal puasa Ramadhan pada 2012 di Indonesia, Namun, menurut Kepala Sub Direktorat Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Drs H Muhyiddin, masyarakat seharusnya menunggu keputusan dari pemerintah.

"Tetapi yang mana pun keputusan yang diikuti, masyarakat harus tetap rukun dan saling menjaga persatuan dan persaudaraan," kata Muhyiddin di Denpasar, Bali, Kamis (28/6). Pernyataan itu dilontarkan Muhyiddin menjawab Republika di sela-sela kegiatan Musyawarah Penyelarasan Ruqyah dan Takwim Islam MABIMS, forum dialog menteri-menteri agama empat negara (Brunei Darussalaam, Indonesia, Malaysia dan Singapura).

Sementara, menyoal keputusan Muhammadiyah menetapkan awal Romadhon pada 20 Juli, Muhyiddin menghargai. Pemerintah, ujarnya, baru akan melakukan sidang itsbat pada 19 Juli.

Seandainya hasil rukyat atau upaya melihat hilal menunjukkan bulan berada diantara 0-2 derajat, maka awal puasa ditetapkan 20 Juli, tetapi jika pada saat itu tidak terlihat hilal, maka awal Romadhon ditetapkan 21 Juli. "Jadi sebaiknya masyarakat menuhggu keputusan sidang itsbat," kata Muhyiddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement