Ahad 24 Jun 2012 11:45 WIB

Tuntunan Islam: Menyikapi Mimpi (2-habis)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Mimpi (ilustrasi)
Foto: alxa.ru
Mimpi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Nada memaparkan lebih jauh bagaimana sepatatunya seorang Muslim berhadapan dengan mimpi baiknya. Menurutnya, sikap pertama yang mesti ditunjukkan ialah rasa syukur atas mimpi baik yang ia terima.

Mimpi yang baik pada dasarnya berasal dari Allah. “Jika salah seorang di antara kalian bermimpi sesuatu yang ia sukai, sesungguhnya itu berasal dari Allah, maka hendaklah ia memuji-Nya dan menceritakan mimpi itu.” (HR. Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri)

Menurut Syekh Nada, hendaknya mimpi baik itu ditasfirkan dengan sebaik-baik penafsiran. Hal ini sedikit banyak akan membantu melapangkan dada si empunya mimpi. Sebuah hadis dari Abu Hurairah menyebutkan anjuran itu, yaitu bila melihat mimpi baik maka sebaiknya ia menafsirkannya dan menceritakannya.

Bagaimana dengan mimpi buruk? Syekh Nada menjelaskan, mimpi yang buruk datang dari setan. Karena itu, bila mendapatinya maka dianjurkan untuk meludah ke arah kiri sebanyak tiga kali. Selain meludah, hendaknya ia berlindung kepada Allah dari godaan setan. Caranya cukup sederhana, dengan membaca ta’awudz.

Tak cukup hanya meludah dan membaca ta’awudz, jika melihat mimpi buruk disarankan untuk mengubah posisi tidur. Misalnya, sebelum bermimpi tidurnya terlentang, maka setelah mendapati mimpi buruk tersebut, lebih baiknya mengubahnya ke posisi miring ke sebelah kanan bagian tubuh.

Hal ini sebagaimana tertulis dalam hadis riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. “Jika salah seorang dari kalian melihat mimpi yang tidak ia sukai, hendaknya ia mengubah posisi tidurnya, meludah ke kiri tiga kali, memohon kepada Allah kebaikan mimpi itu, dan berlindung kepada-Nya, dari keburukannya.”

Syekh Nada mengatakan, mimpi yang buruk tidak untuk diceritakan kepada orang banyak. Hal itu telah dicontohkan oleh Rasululah. Sebuah hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah menyatakan larangan menceritakan mimpi buruk kepada khalayak.

“Dan jika ia melihat yang selain itu dari mimpi yang tidak ia sukai, maka itu berasal dari setan. Hendaklah ia berlindung kepada Allah dari keburukannya dan jangan menceritakannya kepada seorang pun. Niscaya mimpi itu tidak akan memudharatkannya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement