REPUBLIKA.CO.ID, Allah mulai menguji keseriusan Yosephine dalam mencintai Islam melalui beberapa ujian. Salah satunya adalah ketika putri keduanya yang masih bayi menderita sakit demam berdarah akut dan harus diopname, dua tahun yang lalu. “Aku begitu kacau saat itu.”
Ia lalu teringat keberuntungan-keberutungan yang didapatnya sejak memeluk Islam, terutama restu orang tua yang memudahkan perjalanannya. “Aku merenung dan mengakhiri renungan itu dengan shalat malam. Aku meminta pada Allah satu keberuntungan lain; kesembuhan anakku.”
Kesembuhan sang buah hati membawanya pada perenungan yang lebih dalam. Yosephine mulai menyadari betapa keimanan mampu mendekatkannya pada ridha dan kasih sayang Allah. “Dari perenungan itu, aku memutuskan berjilbab,” ujarnya sambil menyeka air mata.
Berjilbab tak begitu saja membuatnya merasa telah kaffah menjadi seorang Muslimah. Selain mengurus bisnis dan keluarganya, Yosephine kini giat belajar membaca Alquran dan memperdalam keislamannya pada seorang ustaz. Di luar itu, ia tetap berteman dengan internet dan buku-buku Islam.